Liputan6.com, Jakarta - Tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan dari Jepang dan Eropa berhasil mengidentifikasi sistem multi-planet baru yang mengorbit bintang mirip matahari. Salah satu penemuan yang paling menarik dari penelitian ini adalah planet dengan periode orbit yang sangat singkat dan kepadatan tertinggi yang pernah tercatat.
Melansir laman SciTechDaily pada Senin (13/01/2025), penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Scientific Reports pada 8 November 2024. Penemuan tersebut memberikan wawasan penting tentang bagaimana planet terbentuk dan berevolusi di lingkungan ekstrem.
Sistem yang dinamai K2-360 ini berada sekitar 750 tahun cahaya dari bumi. Sistem tersebut memiliki dua planet yang mengorbit sebuah bintang mirip matahari.
Advertisement
Baca Juga
Planet pertama, yang dinamai K2-360b, adalah planet berbatu dengan ukuran sekitar 1,6 kali ukuran bumi. Planet ini menyelesaikan satu orbit penuh hanya dalam waktu 21 jam.
Fakta tersebut menjadikannya salah satu contoh planet dengan periode orbit ultra-pendek (ultra-short-period planets, USPs) yang sangat langka. K2-360b memiliki massa sekitar 7,7 kali massa bumi dan merupakan planet dengan kepadatan tertinggi yang pernah diukur dalam kategori planet berperiode orbit ultra-pendek.
Kepadatan ekstrem ini menunjukkan bahwa K2-360b mungkin merupakan inti yang tersisa dari planet yang dulunya jauh lebih besar. Lapisan luarnya diperkirakan telah terlepas akibat paparan radiasi intens dari bintang induknya yang sangat dekat.
Planet kedua dalam sistem ini, K2-360c, adalah planet luar yang lebih besar dengan massa minimum sekitar 15 kali massa bumi. Planet ini menyelesaikan orbitnya dalam waktu 9,8 hari.
Tetapi tidak melintas di depan bintang induknya, sehingga ukuran pastinya belum dapat ditentukan. Kendati demikian, massa minimum yang dapat diukur melalui interaksi gravitasi dengan bintang memberikan petunjuk signifikan mengenai komposisi dan struktur planet tersebut.
Penemuan sistem K2-360 ini dimungkinkan berkat data dari misi K2 milik NASA. Misi ini pertama kali mendeteksi keberadaan planet dalam sistem tersebut pada tahun 2016. Observasi lanjutan menggunakan teleskop berbasis darat, termasuk spektrograf HARPS di Observatorium La Silla di Chili dan HARPS-N di Teleskop Nasional Galileo di Kepulauan Canary, Spanyol, memberikan konfirmasi tambahan tentang sifat planet dan keberadaan planet pendampingnya.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa K2-360b memiliki komposisi berbatu yang kaya zat besi, lebih mirip dengan bumi dibandingkan dengan Merkurius. Berdasarkan model yang didasarkan pada kelimpahan kimia bintang induknya, para peneliti memperkirakan bahwa inti planet tersebut mengandung besi yang menyumbang sekitar 48 persen dari total massanya.
Hal ini menegaskan bahwa planet tersebut lebih cocok diklasifikasikan sebagai "super-bumi" daripada "super-Merkurius," meskipun kepadatannya sangat tinggi. Selain mengungkapkan sifat luar biasa dari K2-360b, kehadiran K2-360c yang masif menambah daya tarik sistem ini.
Keberadaan planet luar yang besar dalam sistem dengan planet ultra-pendek dapat memberikan petunjuk penting tentang proses pembentukan dan evolusi planet. Simulasi komputer menunjukkan bahwa interaksi gravitasi antara kedua planet dan bintang induknya mungkin telah memainkan peran kunci dalam menentukan arsitektur akhir sistem.
Studi ini memberikan wawasan yang berharga dalam memahami arsitektur sistem planet yang tidak biasa. Planet dengan periode orbit ultra-pendek seperti K2-360b tergolong langka, dan menemukan satu yang memiliki pendamping luar yang masif merupakan langkah besar dalam mempersempit teori tentang proses pembentukannya.
Penemuan ini juga membuka peluang untuk studi lanjutan yang dapat membantu ilmuwan memahami lebih dalam tentang dinamika sistem planet yang ekstrem.
(Tifani)