Liputan6.com, Brasilia - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Senin (13/1/2025) menandatangani undang-undang yang membatasi penggunaan smartphone di sekolah, mengikuti tren global untuk pembatasan semacam itu.
Langkah ini akan berdampak pada siswa di sekolah dasar dan menengah di seluruh negara Amerika Selatan itu mulai Februari. Undang-undang ini memberikan kerangka hukum untuk memastikan siswa hanya menggunakan perangkat tersebut dalam keadaan darurat dan bahaya, untuk tujuan pendidikan, atau jika mereka memiliki disabilitas yang memerlukannya.
Baca Juga
Menteri Pendidikan Camilo Santana mengatakan pada Senin bahwa anak-anak mulai mengakses internet pada usia yang sangat dini, sehingga orang tua kesulitan untuk memantau aktivitas mereka. Menurutnya, pembatasan penggunaan telepon genggam di sekolah akan membantu mereka.
Advertisement
"Kami ingin perangkat ini, seperti di banyak negara lainnya, hanya digunakan di kelas untuk tujuan pedagogis dan dengan bimbingan guru," kata Santana seperti dikutip dari AP, Selasa (14/1).
Banyak orang tua dan siswa juga menyetujui langkah ini. Survei yang dirilis pada Oktober oleh lembaga survei Brasil, Datafolha, menunjukkan bahwa hampir dua per tiga responden mendukung larangan penggunaan smartphone oleh anak-anak dan remaja di sekolah. Lebih dari tiga per empat responden berpendapat perangkat ini lebih banyak memberikan dampak buruk daripada manfaat bagi anak-anak mereka.
Bukan Isu Baru
Menurut survei yang dirilis pada Agustus oleh Komite Pengarah Internet Brasil, pada 2023, sekitar dua per tiga sekolah di Brasil telah memberlakukan beberapa bentuk pembatasan terhadap penggunaan ponsel, sementara 28 persen melarangnya sepenuhnya.
Negara bagian Brasil seperti Rio de Janeiro, Maranhao, dan Goias sudah mengesahkan undang-undang lokal untuk melarang perangkat ini di sekolah. Namun, pihak berwenang mengalami kesulitan dalam menegakkannya.
Pihak berwenang di Sao Paulo, negara bagian dengan jumlah penduduk terbanyak di Brasil, disebut sedang membahas apakah ponsel pintar harus dilarang baik di sekolah publik dan swasta.
Selama bertahun-tahun, institusi, pemerintah, orang tua, dan lainnya telah mengaitkan penggunaan smartphone oleh anak-anak dengan perundungan, pemikiran bunuh diri, kecemasan, dan hilangnya konsentrasi yang diperlukan untuk belajar. China tahun lalu memberlakukan pembatasan penggunaan smartphone oleh anak-anak, sementara Prancis telah melarang penggunaan smartphone di sekolah bagi anak-anak usia enam hingga 15 tahun.
Larangan penggunaan ponsel semakin populer di Amerika Serikat, di mana delapan negara bagian telah mengesahkan undang-undang atau kebijakan yang membatasi atau melarang penggunaan ponsel untuk mengurangi akses siswa terhadap ponsel dan meminimalkan gangguan di kelas.
Semakin banyak orang tua di Eropa yang khawatir bahwa penggunaan smartphone di kalangan anak-anak dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan mental mereka.
Laporan yang diterbitkan pada September oleh UNESCO menyebutkan satu dari empat negara sudah membatasi penggunaan perangkat ini di sekolah.
Tahun lalu, dalam sidang Senat AS, CEO Meta Mark Zuckerberg meminta maaf kepada orang tua yang anak-anaknya dieksploitasi, dibuli, atau didorong untuk melukai diri sendiri melalui media sosial. Dia juga mencatat bahwa Meta terus berinvestasi dalam upaya luas industri untuk melindungi anak-anak.
Advertisement