Hujan Meteor Alpha Centaurid Akhir Pekan Ini, Ini Cara Melihatnya

Hujan meteor Alpha Centaurids akan menghasilkan hingga 6 meteor per jam selama puncaknya di awal Februari ini. Jika pengamat berada di belahan bumi bagian selatan, ada peluang besar bahwa pancaran Alpha Centaurids akan terlihat sepanjang malam.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Feb 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 01:00 WIB
Ilustrasi hujan meteor
Ilustrasi hujan meteor. (Photo by Austin Schmid on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hujan meteor Alpha Centaurid menjadi salah satu fenomena astronomi yang akan menghiasi langit pada Februari 2025 ini. Fenomena bintang jatuh yang telah berlangsung sejak akhir Januari ini akan mencapai puncaknya pada awal Februari ini.

Melansir laman In The Sky pada Rabu (05/02/2025), hujan meteor Alpha Centaurids (α-Centaurid) aktif dari tanggal 28 Januari sampai 21 Februari 2025. Hujan meteor ini akan mencapai puncak pada 8 hingga 9 Februari 2025.

Hujan meteor Alpha Centaurids akan menghasilkan hingga 6 meteor per jam selama puncaknya di awal Februari ini. Jika pengamat berada di belahan bumi bagian selatan, ada peluang besar bahwa pancaran Alpha Centaurids akan terlihat sepanjang malam.

Waktu terbaik untuk melihat meteor-meteor ini adalah sebelum fajar menyingsing, saat Bulan sudah terbenam. Diperkirakan, fenomena bintang jatuh ini akan terlihat mulai sekitar pukul 21.53 WIB.

Kenampakannya akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05.32 WIB. Alpha Centaurids sendiri tampaknya berasal dari rasi bintang Centaurus.

Rasi ini merupakan rasi terbesar kesembilan di langit, yang terkenal karena memiliki Alpha Centauri, bintang yang paling dekat dengan Tata Surya. Lokasi persisnya adalah 4° barat laut dari bintang Hadar (beta Centauri).

Hujan meteor ini paling baik diamati di belahan langit selatan, bisa dilihat sampai ketinggian 32° lintang utara. Magnitude atau kecerahan rata-rata Alpha Centaurids adalah 2,45.

Hujan meteor ini sudah diamati oleh Cuno Hoffmeister pada 2 Februari 1938 di Afrika Selatan. Namun, pengamatan secara rutin baru terjadi oleh Michael Buhagiar asal Australia.

Ia mengamati hujan meteor Alpha Centaurids dan Beta Centaurids dalam rentang 1969 hingga 1980. Secara ilmiah, hujan meteor Alpha Centaurids terjadi ketika bumi melewati sisa-sisa debu dan partikel kecil yang berasal dari komet atau asteroid.

Sayangnya asteroid atau komet induk fenomena ini belum teridentifikasi secara pasti. Kemudian, ketika partikel-partikel ini memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi, mereka terbakar dan menghasilkan cahaya terang yang kita lihat sebagai meteor.

Kecepatan meteor Alpha Centaurids diperkirakan mencapai sekitar 56 km/detik, menjadikannya hujan meteor dengan kecepatan sedang dibandingkan fenomena serupa lainnya. Meski jumlah meteor per jamnya tidak sebanyak hujan meteor lain seperti Perseids atau Geminids, Alpha Centaurids tetap menarik bagi para pengamat langit karena kemunculannya yang stabil setiap tahun.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya