Gedung Putih Tindak Media yang Tolak Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika

Apa yang dilakukan Gedung Putih? dan media mana yang terdampak? Berikut selengkapnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Feb 2025, 14:04 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 14:04 WIB
Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih pada Rabu (12/2/2025) mengatakan, media yang menolak menggunakan nama baru yang diberikan Presiden Donald Trump untuk Teluk Meksiko sedang melaporkan kebohongan. Tidak hanya itu, Gedung Putih menyatakan akan terus melarang jurnalis Associated Press (AP) menghadiri acara-acara kepresidenan.

Trump memutuskan bahwa badan air internasional —yang berbatasan dengan Meksiko, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lain— ini harus disebut Teluk Amerika. Namun, AP memilih tetap menggunakan nama Teluk Meksiko demi memastikan nama-nama geografis tetap dikenali secara global dan pada saat bersamaan mencatat perubahan nama oleh Trump.

"Faktanya, badan air di lepas pantai Louisiana disebut Teluk Amerika dan saya tidak mengerti mengapa media menolak menyebutnya demikian," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt seperti dikutip AP dalam jumpa pers reguler pada Rabu.

Bagaimanapun, fakta lainnya yang mesti digarisbawahi adalah badan air ini sebagian terletak di perairan yang bukan milik AS. Penamaan Teluk Meksiko sendiri telah dipakai selama lebih dari 400 ratus tahun.

Pada Selasa, jurnalis AP diblokir untuk menghadiri acara di Ruang Oval dan Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih. Sementara seorang jurnalis AP hadir di ruang pers Gedung Putih pada Rabu untuk mendengarkan pernyataan Leavitt, mereka ditolak pada acara lain di Ruang Oval, yakni pengambilan sumpah Tulsi Gabbard sebagai direktur intelijen nasional.

Julie Pace, wakil presiden senior dan editor eksekutif AP, menulis surat kepada Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles pada Rabu untuk mengajukan keberatan atas tindakan tersebut.

"Tindakan yang diambil oleh Gedung Putih ini jelas dimaksudkan untuk menghukum AP atas isi konten yang disampaikannya," tulis Pace. "Merupakan salah satu prinsip dasar Amandemen Pertama, yang menyatakan bahwa pemerintah tidak dapat membalas terhadap publik atau pers atas apa yang mereka katakan."

Sementara itu, Gedung Putih menyebutkan bahwa akses ke Ruang Oval adalah hak istimewa.

Ruang Oval atau Oval Office adalah ruang kantor presiden AS yang terletak di sayap barat Gedung Putih. Ruangan ini terkenal dengan bentuknya yang oval dan digunakan oleh presiden untuk bekerja, menerima tamu, serta mengadakan pertemuan penting. Ruang Oval juga menjadi tempat presiden memberikan pidato atau membuat pernyataan publik.

Melanggar Kebebasan Pers?

Ilustrasi jurnalis.
Ilustrasi jurnalis. (Freepik/Macrovector)... Selengkapnya

Gedung Putih menegaskan bahwa AP diperbolehkan hadir dalam jumpa pers pada Rabu, namun gaya penyebutan nama teluk tetap dipersoalkan.

"Kami berhak memutuskan siapa yang boleh masuk ke Ruang Oval," sebut Leavitt.

Biasanya, ketika ada acara di Gedung Putih dengan ruang terbatas, hanya beberapa jurnalis yang diizinkan untuk meliput. AP, yang menyebarkan berita kepada ribuan klien, telah menjadi bagian dari kelompok kecil tersebut pada pemerintahan sebelumnya.

Saat ditanya apakah larangan terhadap reporter AP merupakan bentuk pembalasan, Leavitt menjelaskan bahwa menteri dalam negeri telah mencatat perubahan nama teluk dalam dokumen resmi dan bahwa "hampir setiap media di ruangan ini telah mengakui badan air itu sebagai Teluk Amerika."

Langkah ini memicu kekhawatiran di kalangan sejumlah pembela kebebasan pers.

"Melarang jurnalis AP untuk meliput acara di Ruang Oval karena AP tidak mengadopsi perubahan nama yang diberikan Presiden Trump untuk apa yang telah lama disebut Teluk Meksiko adalah penghinaan terhadap Amandemen Pertama," kata pengacara terkenal Floyd Abrams.

Sebuah konsorsium besar organisasi media, Asosiasi Pers Antar-Amerika (IAPA), pada Rabu menuturkan bahwa langkah Gedung Putih tersebut adalah "tindakan sensor dan intimidasi yang melanggar kebebasan pers yang dijamin dalam Konstitusi AS."

Presiden IAPA Jose Roberto Dutriz mengungkapkan keprihatinannya tentang langkah ini.

"Membatasi liputan pers dan memperingatkan AP menunjukkan niat yang mengkhawatirkan untuk memberlakukan kriteria resmi terhadap informasi yang menjadi kepentingan publik, dengan ancaman balas dendam bagi mereka yang tidak mematuhi," ungkap Dutriz.

Kebijakan Media Besar Lainnya

Ilustrasi Teluk Meksiko
Ilustrasi Teluk Meksiko. (Dok. Google Maps)... Selengkapnya

Google mengonfirmasi bahwa pengguna aplikasi Google Maps di AS kini akan melihat badan air tersebut sebagai Teluk Amerika, sementara pengguna di Meksiko tetap melihatnya sebagai "Teluk Meksiko." Di seluruh dunia, Google menyebutnya sebagai "Teluk Meksiko (Teluk Amerika)".

Beberapa kantor media besar memiliki aturan mereka sendiri.

The New York Times mengatakan akan terus menggunakan Teluk Meksiko, sambil mencatat perubahan nama Trump dalam artikel yang membahas isu tersebut. The Washington Post menyebutkan akan menggunakan Teluk Meksiko dalam sebagian besar referensinya karena teluk ini tidak hanya berada dalam yurisdiksi AS dan nama Teluk Amerika mungkin membingungkan pembaca global.

Fox News mengonfirmasi mereka akan menggunakan Teluk Amerika dalam semua referensinya.

Trump juga telah memerintahkan agar gunung tertinggi di AS dikembalikan ke nama Mount McKinley setelah pendahulunya, Barack Obama, mengubah namanya menjadi Denali. Terkait hal ini, AP mengatakan akan mengikuti keputusan Trump karena dia memiliki wewenang untuk mengganti nama wilayah yang sepenuhnya berada dalam yurisdiksi AS.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya