Liputan6.com, New Delhi - Insiden berdesakan yang menelan korban jiwa kembali terjadi di India. Â
"Setidaknya 15 orang tewas dalam kerumunan orang di stasiun kereta di ibu kota India, Sabtu (15/2) malam, ketika kerumunan orang berebut untuk naik kereta menuju pertemuan keagamaan terbesar di dunia," kata seorang pejabat medis kepada AFPÂ yang dikutip Minggu (16/2/2025).
Baca Juga
Kumbh Mela menarik puluhan juta umat Hindu setiap 12 tahun ke kota utara Prayagraj, dan memiliki sejarah bencana yang berkaitan dengan kerumunan orang -- termasuk satu bencana bulan lalu, ketika sedikitnya 30 orang tewas dalam kerumunan orang lainnya di pertemuan suci sungai Gangga, Yamuna, dan sungai Saraswati yang mistis.
Advertisement
Kerumunan di stasiun kereta di New Delhi tampak mulai terjadi pada hari Sabtu (15/2), saat kerumunan orang berjuang untuk naik kereta untuk acara yang sedang berlangsung, yang akan berakhir pada tanggal 26 Februari.
"Saya dapat mengonfirmasi 15 kematian di rumah sakit. Mereka tidak mengalami luka terbuka. Sebagian besar (kemungkinan besar meninggal karena) hipoksia atau mungkin beberapa luka tumpul, tetapi itu hanya akan dikonfirmasi setelah otopsi," Dr. Ritu Saxena, wakil kepala medis Rumah Sakit Lok Nayak di New Delhi mengatakan kepada AFP.
"Ada juga 11 orang lainnya yang terluka. Sebagian besar dari mereka stabil dan mengalami cedera ortopedi," kata Dr. Ritu Saxen lagi.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dia "sedih" oleh kerumunan itu.
"Pikiran saya bersama semua orang yang telah kehilangan orang yang mereka cintai. Saya berdoa agar yang terluka segera pulih," lanjutnya dalam sebuah posting di X.
Â
Kereta Tambahan Dikerahkan
Â
Gubernur wilayah ibu kota Delhi, Vinai Kumar Saxena mengatakan personel manajemen bencana telah diperintahkan untuk dikerahkan dan "semua rumah sakit siap untuk menangani keadaan darurat terkait."
Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw mengatakan kereta khusus tambahan sedang dioperasikan dari New Delhi untuk mengatasi arus umat yang membludak.
Kumbh Mela yang berlangsung selama enam minggu merupakan tonggak sejarah terbesar dalam kalender keagamaan Hindu, dan para pejabat mengatakan sekitar 500 juta umat telah mengunjungi festival tersebut sejak dimulai bulan lalu.
Lebih dari 400 orang meninggal setelah terinjak-injak atau tenggelam dalam satu hari festival pada tahun 1954, salah satu jumlah korban terbesar dalam bencana yang berkaitan dengan kerumunan di seluruh dunia.
Sebanyak 36 orang lainnya tewas terinjak-injak pada tahun 2013, saat terakhir festival tersebut diadakan di Prayagraj.
Advertisement
