Liputan6.com, Berlin - Empat kandidat bersaing untuk menjadi pemimpin Jerman berikutnya dalam pemilu pada Minggu (23/2/2025). Keempat calon kanselir tersebut adalah petahana, pemimpin oposisi, wakil kanselir saat ini, dan untuk pertama kalinya pemimpin partai sayap kanan ekstrem.
Berikut profil mereka seperti dikutip dari AP, Rabu (19/2/2025):
Baca Juga
Olaf Scholz
Advertisement
Pria berusia 66 tahun ini telah menjabat sebagai kanselir Jerman sejak Desember 2021. Politikus dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang beraliran kiri-tengah ini memiliki banyak pengalaman dalam pemerintahan, sebelumnya menjabat sebagai wali kota Hamburg dan menteri tenaga kerja serta menteri keuangan Jerman.
Dia meluncurkan upaya untuk memodernisasi militer Jerman setelah invasi Rusia ke Ukraina dan menjadikan Jerman sebagai pemasok senjata terbesar kedua ke Ukraina.
Pemerintahan Scholz dinilai berhasil mencegah terjadinya krisis energi dan berusaha mengatasi inflasi yang tinggi. Namun, koalisinya yang terdiri dari tiga partai runtuh pada November karena perselisihan internal mengenai cara untuk merevitalisasi ekonomi, yang telah menyusut selama dua tahun terakhir.
Friedrich Merz
Pemimpin oposisi Jerman yang berusia 69 tahun telah menjadi calon terdepan dalam kampanye pemilu, dengan koalisi Union yang berhaluan tengah-kanan memimpin jajak pendapat.
Dia menjadi ketua Partai Persatuan Kristen Demokrat (CDU) setelah Angela Merkel —mantan pesaingnya— mundur pada tahun 2021. Merz sendiri telah membawa partainya ke arah yang lebih konservatif.
Dalam kampanye pemilu, dia menjadikan penanggulangan migrasi ilegal sebagai masalah utama. Merz tidak memiliki banyak pengalaman di pemerintahan.
Merz bergabung dengan Parlemen Eropa pada tahun 1989 sebelum menjadi anggota legislatif di Jerman lima tahun kemudian. Dia sempat mundur dari politik aktif selama beberapa tahun setelah 2009, bekerja sebagai pengacara dan memimpin dewan pengawas cabang BlackRock, perusahaan manajemen investasi global, di Jerman.
Advertisement
Robert Habeck
Habeck yang berusia 55 tahun ini adalah calon dari Partai Hijau (Grune). Dia juga merupakan wakil kanselir Jerman saat ini serta menteri ekonomi dan iklim, dengan tanggung jawab untuk urusan energi.
Sebagai co-leader Partai Hijau dari 2018 hingga 2022, dia memimpin peningkatan popularitas partai. Namun, pada 2021, dia mundur untuk memberi kesempatan kepada Annalena Baerbock — yang kini menjadi menteri luar negeri Jerman — untuk memimpin upaya pertama partai dalam merebut jabatan kanselir.
Sebagai menteri, rekam jejak Habeck mendapat tanggapan beragam, terutama terkait rencana kementeriannya untuk mengganti sistem pemanas berbahan bakar fosil dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan, yang justru memperburuk perpecahan dalam pemerintahan.
Alice Weidel
Weidel yang berusia 46 tahun ini merupakan calon pertama partai sayap kanan anti-imigrasi, Alternatif untuk Jerman (AfD), untuk jabatan kanselir. Berprofesi sebagai ekonom, dia bergabung dengan AfD tak lama setelah partai ini didirikan pada 2013.
Dia telah menjadi salah satu pemimpin kelompok parlemen partainya sejak AfD pertama kali memenangkan kursi di badan legislatif nasional pada 2017. Dia menjadi salah satu pemimpin partai itu sendiri sejak tahun 2022, bersama dengan Tino Chrupalla.
Pada Desember, dia dicalonkan sebagai kandidat kanselir — meskipun partai-partai lain mengatakan mereka tidak akan bekerja sama dengan AfD, jadi dia tidak memiliki jalur yang realistis untuk menduduki jabatan puncak saat ini.
Advertisement
