Di New York, AS, kini pengakuan dosa umat Katolik tak hanya bisa dilakukan di dalam gereja. Melainkan di dalam taksi. Dengan cara itu, mereka yang sibuk dan selalu bepergian pun bisa melakukan pengakuan dosa kepada pastor.
Seperti dilansir Oddity Central yang dilansir Liputan6.com, Rabu (13/11/2013), aktivitas pelayanan dosa itu bisa dilakukan dalam taksi karena sopirnya adalah seorang pastor.
Adalah Pastor Joseph Djan, yang memberikan pelayanan pengakuan dosa di dalam taksi yang melintasi kawasan New York, AS.
"Hal ini memungkinkan saya untuk bertemu banyak orang, dan kadang-kadang berinteraksi dengan mereka. Dan itu memberi saya waktu fleksibel untuk membuat pelayanan ketika dibutuhkan," ujar sopir taksi berusia 52 tahun yang merupakan pendeta Evangelical.
Selain itu, Joseph juga menyetel lagu-lagu rohani bernuansa hip-hop dalam taksinya. Bahkan dia kadang-kadang membiarkan penumpang tahu dirinya adalah seorang pemimpin kelompok agama. Biasanya setelah mencari tahu tentang dirinya yang benar-benar merupakan seorang pemimpin agama Katolik, orang akan lebih terbuka kepadanya.
Seperti yang terjadi pada salah satu kliennya, seorang gay. "Dia mendengarkan lagi-lagu Kristen hip-hop dan ketika sedang membicarakan lagu-lagu itu, lalu ia tahu aku sebenarnya seorang pendeta. Suasana hatinya berubah seketika. Dia bilang dia ingin mengatakan sesuatu yang tidak pernah dikatakan kepada siapapun sebelumnya. Penumpangku mengaku merasa bersalah karena tidak mengatakan yang sebenarnya tentang homoseksualitas yang dijalaninya," ujar sopir taksi itu sambil menghibur penumpangnya.
"Aku mengatakan kepadanya bahwa kita semua menyimpan rahasia. Tapi kita harus berani jujur, Lalu dia sangat lega. Setelah melangkah keluar dari taksi, dia terlihat lega dan menjalani hidup tanpa perlu menyembunyikan jati dirinya," jelas Joseph.
Taksi yang dibawa oleh Joseph tak hanya melayani umat kristiani. Penumpang yang tak satu iman dengannya pun tak jadi masalah. Joseph mengaku bisa membicarakan banyak hal agar perjalanan semakin menyenangkan. Joseph memiliki pikiran yang terbuka, dan ia benar-benar percaya Anda tidak harus pergi ke gereja untuk menjadi lebih religius.
"Aku lebih suka mereka pergi ke gereja pada hari Minggu. Tapi kita dapat memiliki gereja tepat di sini! (di dalam taksinya)," ucap Joseph.
Meski melakoni 2 peran sekaligus, namun Joseph serius melakukan pekerjaannya. Terbukti dengan kesungguhannya untuk mencoba membantu orang-orang di sekelilingnya. Ia rela melakukan apapun yang kliennya butuhkan untuk hidup tenang.
Apakah itu berarti menawarkan saran, makanan, dan tempat tinggal di tempat yang dikenal dengan sebutan Holy Track Outreach Ministry di Crown Heights. Atau hanya sekadar memberi tumpangan di taksinya.
Joseph Djan merupakan pria kelahiran Ghana yang tiba di Amerika Serikat pada tahun 90-an. Ketika mengemban studi di Borough of Manhattan Community College, ia pun memutuskan untuk mengabdikan hidupnya ke arah spiritualitas dan menjadi seorang pendeta.
Tertarik naik taksi yang disopiri Joseph? (Tnt/Sss)
Seperti dilansir Oddity Central yang dilansir Liputan6.com, Rabu (13/11/2013), aktivitas pelayanan dosa itu bisa dilakukan dalam taksi karena sopirnya adalah seorang pastor.
Adalah Pastor Joseph Djan, yang memberikan pelayanan pengakuan dosa di dalam taksi yang melintasi kawasan New York, AS.
"Hal ini memungkinkan saya untuk bertemu banyak orang, dan kadang-kadang berinteraksi dengan mereka. Dan itu memberi saya waktu fleksibel untuk membuat pelayanan ketika dibutuhkan," ujar sopir taksi berusia 52 tahun yang merupakan pendeta Evangelical.
Selain itu, Joseph juga menyetel lagu-lagu rohani bernuansa hip-hop dalam taksinya. Bahkan dia kadang-kadang membiarkan penumpang tahu dirinya adalah seorang pemimpin kelompok agama. Biasanya setelah mencari tahu tentang dirinya yang benar-benar merupakan seorang pemimpin agama Katolik, orang akan lebih terbuka kepadanya.
Seperti yang terjadi pada salah satu kliennya, seorang gay. "Dia mendengarkan lagi-lagu Kristen hip-hop dan ketika sedang membicarakan lagu-lagu itu, lalu ia tahu aku sebenarnya seorang pendeta. Suasana hatinya berubah seketika. Dia bilang dia ingin mengatakan sesuatu yang tidak pernah dikatakan kepada siapapun sebelumnya. Penumpangku mengaku merasa bersalah karena tidak mengatakan yang sebenarnya tentang homoseksualitas yang dijalaninya," ujar sopir taksi itu sambil menghibur penumpangnya.
"Aku mengatakan kepadanya bahwa kita semua menyimpan rahasia. Tapi kita harus berani jujur, Lalu dia sangat lega. Setelah melangkah keluar dari taksi, dia terlihat lega dan menjalani hidup tanpa perlu menyembunyikan jati dirinya," jelas Joseph.
Taksi yang dibawa oleh Joseph tak hanya melayani umat kristiani. Penumpang yang tak satu iman dengannya pun tak jadi masalah. Joseph mengaku bisa membicarakan banyak hal agar perjalanan semakin menyenangkan. Joseph memiliki pikiran yang terbuka, dan ia benar-benar percaya Anda tidak harus pergi ke gereja untuk menjadi lebih religius.
"Aku lebih suka mereka pergi ke gereja pada hari Minggu. Tapi kita dapat memiliki gereja tepat di sini! (di dalam taksinya)," ucap Joseph.
Meski melakoni 2 peran sekaligus, namun Joseph serius melakukan pekerjaannya. Terbukti dengan kesungguhannya untuk mencoba membantu orang-orang di sekelilingnya. Ia rela melakukan apapun yang kliennya butuhkan untuk hidup tenang.
Apakah itu berarti menawarkan saran, makanan, dan tempat tinggal di tempat yang dikenal dengan sebutan Holy Track Outreach Ministry di Crown Heights. Atau hanya sekadar memberi tumpangan di taksinya.
Joseph Djan merupakan pria kelahiran Ghana yang tiba di Amerika Serikat pada tahun 90-an. Ketika mengemban studi di Borough of Manhattan Community College, ia pun memutuskan untuk mengabdikan hidupnya ke arah spiritualitas dan menjadi seorang pendeta.
Tertarik naik taksi yang disopiri Joseph? (Tnt/Sss)