Mengejutkan! China Lakukan Kloning Massal

Kloning bukan teknologi baru. Namun, apa yang dilakukan China saat ini luar biasa. Jadi pengkloning terbesar di dunia.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 15 Jan 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2014, 06:00 WIB
kloning-cina-140114c.jpg
Teknologi kloning bukan hal baru. Pada tahun 1962, John Gurdon menjadi ilmuwan pertama yang berhasil mengkloning binatang. Membuat seekor kecebong sehat dari telur katak dengan DNA dari sel usus kecebong lain.

Beberapa dekade kemudian, 5 Juli 1996, mamalia hasil kloning pertama dari DNA domba dewasa lahir di Institut Roslin, Skotlandia. Domba itu bernama Dolly, yang mati di usia 6 tahun.

Namun, apa yang dilakukan China saat ini lebih luar biasa.

Sebuah perusahaan yang berkembang pesat,  BGI membangun sebuah peternakan yang menjadi pusat kloning terbesar di dunia untuk mengkloning babi. Teknologi kloning diaplikasikan dalam produksi massal.

Kandang-kandang terdiri dari 2 baris yang diisi 90 ekor babi. Mereka kelihatan normal, namun masing-masing dari mereka mengandung embrio kloning. Lainnya adalah hasil kloning. Yang menakjubkan, tempat ini menghasilkan 500 babi kloning dalam setahun.

Ruangan di sebelah kandang dibuat sebagai bangsal operasi. Babi-babi dibius, berbaring terlentang di meja operasi. Masker oksigen dipasang di atas moncong binatang tersebut. Lembaran plastik biru menutupi kaki-kakinya.

Dua teknisi memasukkan alat operasi untuk mencari lokasi rahim babi, kemudian teknisi ketiga mengambil tabung kecil dalam kulkas berisi blastokista -- embrio tahap awal yang disiapkan di laboratorium. Lalu memasukkannya ke dalam lahir.

Ruangan operasi tersebut tidak berpendingin ruangan, juga tidak bersih-bersih amat. Lalat berterbangan di kepala babi.



"Yang terlintas dalam benak saya adalah, operasi seperti itu adalah kejadian rutin, bahkan kehadiran kru televisi asing tak membuat banyak perbedaan," demikian dilaporkan editor sains BBC, David Shukman.

Tim di peternakan tersebut bisa melakukan 2 implantasi dalam sehari. Dengan tingkat kesuksesan 70-80 persen.

Di bangsal lain, bayi-bayi babi terbaring di dekat induknya untuk menyusu. Lampu-lampu khusus dinyalakan untuk menjaga ruangan tetap hangat. Sejumlah binatang di sana adalah kloning dari hewan kloning. Sebagian besar telah dimodifikasi secara genetik.

Tujuan utama dari kerja tersebut adalah menguji obat-obatan baru. Sebab, babi secara genetika mirip dengan manusia. Hewan itu bisa menjadi 'model' yang berguna. Dengan melakukan modifikasi genetikanya untuk memberi mereka sifat-sifat khusus bisa membantu mencapai tujuan tersebut.

Sekumpulan babi kecil sengaja dihilangkan gen pertumbuhannya. Mereka berhenti tumbuh di usia 1 tahun. Lainnya sengaja dibuat agar lebih rentan terhadap Alzheimer.

Kloning `Buatan Tangan`

Sementara itu  di kantor pusat BGI, barisan teknisi duduk membungkuk di atas mikroskop. Itu adalah bagian dari inovasi BGI: mengganti mesin yang mahal dengan manusia atau menciptakan kloning buatan manusia -- lebih cepat dan lebih mudah.

Ilmuwan yang bertanggung jawab,  Dr Yutao Du menceritakan teknik yang bikin tercengang.

"Kami bisa melakukan kloning dalam skala sangat besar," kata dia, seperti dimuat BBC, 14 Januari 2014. "Sebanyak 30-50 orang secara bersamaan melakukan kloning, jadi kami bisa membuat pabrik kloning di sini," kata ilmuwan perempuan itu.

Sebuah pabrik kloning -- dulu adalah gagasan yang dicomot dari cerita fiksi ilmiah. Namun, di Shenzhen, tepatnya di bekas pabrik sepatu, kloning menjadi modal untrk membuat industri baru.



Dan ambisi BGI luar biasa 'gila'. Perusahaan itu tak hanya ingin menjadi yang terbesar sejagad dalam hal kloning babi. Tapi, berniat menjadi yang terbesar di muka Bumi dalam hal sekuensing DNA.

Di gedung lain, masih di markas pusat BGI, terdapat barisan alat sekuensing DNA -- mesin seukuran kulkas yang beroperasi 24 jam sehari.

Sebagai perbandingan, pusat sekuensing DNA di Eropa adalah Wellcome Trust Sanger Institute yang berada dekat Cambridge, yang memiliki 30 mesin. Sementara, BGI punya 156 buah -- bahkan telah membeli perusahaan Amerika Serikat yang membuat alat tersebut.

Direktur Eksekutif BGI, Wang Jun menjelaskan mengapa mereka membutuhkan teknologi untuk mengembangkan cara membaca gen yang lebih cepat dan murah.

Perbandingan lagi, sebuah proyek yang diluncurkan baru-baru ini di Inggris memiliki target sekuensing DNA, mengurutkan genom dari 10.000 manusia. Sementara, BGI berambisi melakukannya pada 1 juta manusia, 1 juta hewan, dan 1 juta tumbuhan.

Wang Jun menekankan, segala kerja mereka harus relevan dengan pebutuhan manusia: lebih sehat dan makan lebih enak. Untuk tujuan kedua, kantin BGI digunakan sebagai tempat pengujian segala produk dari laboratorium: apapun yang tumbuh dua kali lebih besar dari ukuran normal -- dari babi sampai yogurt.

"Jika sesuatu terasa enak, kau harus mensekuensinya," kata dia. "Kau harus tahu apa yang ada dalam gen spesies-spesies itu."

Soal rasa, itu baru satu sisi. Kriteria lainnya adalah, punya manfaat untuk industri, seperti meningkatkan hasil panen atau meningkatkan layanan kesehatan manusia.

"Kategori ketiga adalah, untuk mereka yang terlihat lucu," kata Wang Jun. Maksudnya? "Yang lucu itu misalnya panda, beruang kutub, penguin, kita harus mengurutkan DNA-nya. Seperti mendijitalisasi segala spesies yang luar biasa.

Bukankah itu sama dengan memperoleh kekuatan untuk mengambil alih proses alami? Wang Jun membantahnya.

"Kami mengikuti alam," kata dia. "Ada banyak orang meninggal karena kelaparan dan kekurangan pasokan protein sehingga kita harus berpikir tentang cara-cara menanganinya, misalnya mengeksplorasi potensi beras sebagai spesies," kata dia.

Bagaimana menurut Anda? (Ein/Ali)

Baca juga:

Dari Setetes Darah, Jadilah Tikus Kloning
Ilmuwan Berhasil Tiru Teknik Kloning Domba Dolly pada Manusia!


Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya