Pembunuhan Ade Sara, Bentuk Reaksi Panik Hafitd dan Assyifa

Rentetan perlakuan Hafitd dan Sifa merupakan reaksi panik. Pembunuh tidak menyangka korbannya terbunuh

oleh Kusmiyati diperbarui 12 Mar 2014, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2014, 14:00 WIB
Hafitd dan Sifa, pembunuh Sara Angelina
Hafitd dan Sifa, pembunuh Sara Angelina (Rahmat/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pacaran di masa muda memang indah menyenangkan. sayang, ini tidak berlaku bagi pasangan remaja Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadani (19). Di usia mereka yang belum sampai 20 tahun ini harus merasakan dinginnya dinding rumah tahanan (rutan) Polda Metro Jaya.

Kedua sejoli ini menjadi tersangka pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengungkap, motif pembunuhan itu adalah sakit hati.

"Dalam mobil, Hafitd memukuli Sara dan menyetrumnya. Sedangkan Sifa bantu memegangi dan ikut memukul. Setelah pingsan Sifa menyumpal mulut Sara dengan koran," beber Rikwanto.

Setelah kedua pelaku mengetahui korban sudah tidak bernyawa lagi, pasangan sejoli itup menurut Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Nuredy Irwansyah berputar-putar di wilayah Jakarta Timur. Barulah pelaku membuangnya di Jalan Tol Bintara Km 41, Bekasi Timur pada Rabu 5 Maret sekitar pukul 04.00 WIB

Reaksi panik
Psikolog Nunki Suwardi menganalisa rentetan tindakan Hafitd dan Sara hinngga terjadi pembunuhan merupakan reaksi panik.

"Saya melihat mereka tidak ada rencana membunuh, kalau dibilang sudah direncanakan seminggu sebelumnya itu untuk mencari cara bagaimana menyakiti si korban. Awalnya hanya menyetrum tetapi karena diketahui korban itu melawan akhirnya rentetan perlakuan pun terjadi. Mereka panik," kata Nunki saat diwawancarai Tim Health Liputan6.com, Rabu (12/3/2014).

Diketahui juga Sifa bertugas menyumpal dengan koran, "Itu reaksi paniknya Sifa, kemungkinan dia berpikir karena tangan Hafitd digigit mobil itu oleng. Daripada ketiganya celaka akhirnya menyumpal dengan koran. Koran itu benda yang paling gampang ada di mobil," kata Nunki.

Reaksi panik mereka ditunjukkan dengan mobil yang dibawa berputar-putar tidak jelas arah. Menurut Nunki, hal ini manusiawi karena mereka berdua masih muda.

"Karena tidak menyangka perlakuan mereka bisa membuat korban kehilangan nyawa, keduanya panik. Mereka berputar-putar dulu baru membuang jasadnya, kalau itu direncanakan tidak perlu berputar tetapi langsung menuju tempat pembuangan yang sulit ditemukan," kata Nunki.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya