Setelah Dipukul, Dibekap, Bayi Ini Dibunuh Ibunya

Satu lagi kekerasab terhadap anak terjadi di Semarang. Seorang ibu menyiksa anaknya yang masih hijau hingga meninggal

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 14 Apr 2014, 19:06 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2014, 19:06 WIB
Bayi dianiaya

Liputan6.com, Jakarta Seorang bayi berusia lima bulan akhirnya meninggal dunia setelah disiksa ibu kandungnya. Kejadian ini terjadi di Dusun Tambangan, Kecamatan Mijen Semarang, Senin (14/4/2014). Bahkan warga juga sempat Siti saidah (30) sang ibu itu, mengangkat anaknya di bagian leher di sekitar rumahnya.

Menurut Sugiyono, salah satu tetangga Siti Saidah, sekitar pukul 09.15 ia melihat bayi yang belum diberi nama itu tergeletak di jalan perkampungan. Kemudian pelaku membawa anak ketiganya itu bak membawa seekor kucing.

"Saya waktu mau ke pasar lihat anaknya di jalan, terus dicengkiwing (red : seperti memegang anak kucing di lehernya) oleh ibunya. Saya tidak tahu itu sudah meninggal atau belum," kata Sugiyono.

Kehebohan terjadi sekitar pukul 10.30, saat warga berkerumun di depan rumah Siti Saidah untuk melihat apakah bayi tersebut sudah meninggal.

Sementara itu Mimid Kusniarto (43) menyebut bahwa peristiwa itu diketahui warga karena Siti terlibat pertengkaran dengan kakaknya.

"Pak RW datang kemudian melihat kondisi anaknya, sudah dingin, kemudian dibawa ke Puskesmas Mijen ternyata sudah meninggal karena gagal nafas," kata Mimid.

Kakak Siti, Tarpiah mengaku sempat menegur adiknya itu karena sering menyiksa anak itu dan tidak memberi makan. Kemudian ia meninggalkan pelaku yang memang hanya tinggal berdua di rumah sederhana di RT 02 RW 1 dusun Tambangan Semarang.

"Tadi saya omelin dia terus saya pulang. Saya tidak tahu kenapa anaknya sampai meninggal," kata Tarpiah.

Menurut Tarpiah, Siti memang mengalami gangguan jiwa. Ini terjadi sejak Siti pulang dari Jakarta sekitar tahun 2011 lalu.

"Dia sebenarnya memiliki tiga anak, anak pertama dibawa suaminya yang sudah pisah, anak kedua tinggal bersama saya, dan anak ketiga adalah bayi yang kerap dipanggil Eno, meski belum memiliki nama resmi," kata Tarpiah.

Siti memang sering menyiksa anaknya. Bayi mungil itu kerap ditampar, dipukul, bahkan di tangan kiri korban terdapat bekas sundutan rokok. Jika ada yang memperingatkannya, ia justru makin menjadi dan mengambil palu atau pisau untuk menghalau orang yang mendekat.

"Anaknya sering dibekap mulut atau hidungnya kalau nangis, sering digamparin, kemarin anaknya ditaruh di lantai terus ditabokin," kata Tarpiah.

Tarpiah menyebut, kemungkinan penyakit jiwa adiknya diderita akibat terlalu banyak mengkonsumsi narkoba saat bekerja di cafe di Jakarta. Meski sudah tidak mengkonsumsi narkoba, tapi sifat Siti tidak berubah dan menjadi kasar. Bahkan menurut warga sekitar, ia pernah menusuk mata ayahnya, Sumeri hingga buta. Kini ayahnya itu tinggal di Salatiga.

Hal mengejutkan bahkan diungkapkan anak kedua pelaku, Wiwid (7) yang tinggal bersama Tarpiah. Bocah itu mengaku pernah dianiaya ibunya bahkan akan di penggal kepalanya. Rambutnya yang kini habis dipangkas dilakukan oleh Siti.

"Pernah mau dipotong, lehernya," kata anak itu polos.

Sementara itu Kapolsek Mijen, Kompol Suratmin mengatakan korban tewas diduga akibat dibekap pelaku sehingga tidak bisa bernafas. Saat ini Siti Saidah menjalani pemeriksaan di RSJ Amino Gondoutomo Semarang untuk mengetahu kondisi jiwanya, sedangkan jenazah korban dibawa ke RSUP Dr Kariadi untuk diotopsi.

"Proses hukumnya kita lihat, kalau mempunyai penyakit kejiawaan ada ketentuannya. Penyidikan tetap berjalan menunggu kejelasan dari RSJ dan keterangan saksi-saksi," kata Kapolsek

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya