Rishi, Balita 4 Tahun yang Turunkan Berat Badan dengan Operasi

Rishi Khatau, balita berusia 4 tahun yang berat badannya mencapai 44 kilogram (kg) menjalani operasi yang ekstrem demi menurunkan bobotnya.

oleh Melly Febrida diperbarui 13 Mei 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 06:00 WIB
Rishi, Balita 4 Tahun yang Turunkan Berat Badan dengan Operasi
(Foto: Metro.co.uk)

Liputan6.com, New Delhi Anak-anak yang mengalami obesitas jumlahnya semakin banyak. Tapi, mengurangi berat badan dengan cara operasi pada balita jarang dilakukan. Cara itu ternyata yang dipilih orangtua dari Rishi Khatau, balita berusia 4 tahun yang berat badannya mencapai 44 kilogram (kg).

Ia diyakini sebagai pasien termuda di dunia yang melakukan operasi penurunan berat badan dan berhasil menurunkan berat badan 13 kg, enam bulan setelah operasi.

Berat badan balita dari Kolkata, India, itu mencapai 44 kg dan harus mengenakan t-shirt orang dewasa. Ukuran pinggangnya saja mencapai 92 cm. Dokter akhirnya mengambil keputusan melakukan operasi senilai 3.000 Poundsterling karena Rishi gagal menurunkan berat badan dengan diet dan olahraga.

Dokter melakukan gastrektomi, dengan memotong tiga perempat bagian perutnya. "Kami tak punya cara lain untuk menyelamatkan anak kami. Dia perlahan-lahan sekarat dan operasi menjadi harapan terakhir kami," kata ayahnya Dipen, yang seorang pedagang tekstil seperti dilansir Metro, Selasa (13/5/2014).

Saat berat badannya kelebihan, Rishi mengalami apnea tidur karena kesulitan bernapas. Bahkan ia harus digendong hingga ke bus sekolah oleh ibunya Henna (34) karena ia tak bisa berjalan. Orangtua juga dibuat bingin karena Rishi tak bisa mengeram makannya. "Ia tak pernah puas dengan makanannya, itu yang membingungkan kami," kata Henna.

Rishi lahir dengan berat 1,6 kg. Tapi, berat Rishi naik tajam karena dia menderita Prader-Willi Syndrome. Artinya tubuhnya tak bisa membakar kalori dengan baik.

Sebelum memilih operasi, Rishi dipaksa untuk berdiet dan menjalani olahraga dengan bermain kriket dan bersepeda bersama teman-temannya. Tapi, usaha itu tak membuahkan hasil yang menggembirakan. Dan usai operasi, sang ayah mengatakan bahwa mereka bisa melihat ada perubahan dalam tidurnya. Ia merasa sangat senang karena kehidupan anaknya kembali lagi.

"Ia masih ingin permen, jadi kami membaginya dengan cara memberikan sesuai yang diinginkan tapi dengan setengah porsi," kata pria berusia 39 tahun itu.




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya