Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mengumumkan satu kasus baru Flu burung yang telah dikonfirmasi oleh Pusat Biomedis dan Teknologi Daar Kesehatan, Balitbangkes. Kasus atas nama RA (laki-laki, 33 tahun) warga Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, seorang karyawan.
Pada tanggal 1 Juni 2014, timbul gejala demam dan flu pada kasus dan berobat ke klinik swasta. Keesokan harinya tanggal 2 Juni 2014, kasus berobat ke Poliklinik RS swasta dengan diagnosa infeksi saluran kemih (ISK). Lalu dikarenakan tidak ada perubahan dan muncul keluhan mual, muntah dan mata bengkak, pada 3 Juni 2014 kasus kembali berobat ke RS swasta dengan diagnosa Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Dyspepsia. Kondisi kasus tidak kunjung mengalami perubahan, sehingga pada 4 Juni 2014 kasus masuk rawat inap di RS swasta yang sama.
Pada 5 Juni 2014, kasus mengeluh sesak dan dikonsultasikan ke spesialis paru dengan diagnosa bronchitis dan Coronary Artery Disease (CAD). Keesokan harinya tanggal 6 Juni 2014, kasus merasa semakin sesak dan dipindahkan ke ICU dengan hasil foto thorak terdapat infiltrat. Kemudian terjadi perburukan dengan didiagnosa pneumonia dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Pada tanggal 13 Juni 2014, kasus lalu dirujuk ke RS Rujukan FB, dan meninggal pada tanggal 14 Juni 2014 dini hari pukul 01.00 WIB.
Telah dilakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah penderita dan lingkungan sekitar oleh Tim Terpadu Kemenkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Puskesmas Pulogebang, Puskesmas Cakung, Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet), Binas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, balai Kesehatan Hewan dan Ikan Provinsi DKI, didapat kemungkinan faktor risiko yaitu kontak lingkungan di salah satu pasar di Jakarta Timur, tempat di mana kasus membeli ayam hidup yang langsung dipotong di pasar tersebut pada 27 Mei 2014.
Lingkungan rumah kasus bersih, tidak memelihara unggas di kompleks tersebut. Rumah kasus berbatasan dengan perkampungan rumah petak, namun penduduk di sana tidak ada yang memelihara ayam, hanya ada yang memelihara 2 ekor burung di dalam sangkar yang digantung di halaman rumah.
Dengan bertambahnya satu kasus tersebut, sejak ditemukan pertama kali pada tahun 2005 hingga berita ini dipublikasikan, jumlah kumulatif kasus Flu Burung di Indonesia adalah 197 kasus dengan 165 kematian.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.F(K) selaku focal point International Health Regulation (IHR) telah menginformasikan kasus tersebut kepada WHO.
Satu Lagi Kasus Flu Burung di Indonesia, Total 197 Kasus
Satu lagi kasus flu burung di Indonesia dinyatakan positif. Total kasus jadi 197 dengan kematian 165
diperbarui 24 Jun 2014, 23:00 WIBDiterbitkan 24 Jun 2014, 23:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pesan Prabowo Usai Helatan Pilkada 2024: Kalau Kalah, Mendukung yang Menang
Jejak Diplomasi Sultan Hamengkubuwono IX, Antara Tradisi dan Kemerdekaan
Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu
Di Ponpes Ayah Gus Baha Tak Banyak Peraturan, Kiai Harus Seperti Ini Kata KH Nursalim
Taylor Sander Bakal Merapat ke LavAni di Proliga 2025
4 Pemain Manchester United yang Mungkin Diangkut Ruud van Nistelrooy ke Leicester City
Peta Politik Parpol Pilkada 2024, KIM Plus Menang Telak atas PDIP?
Sejarah Singkat Museum Gedong Kirtya di Buleleng
Insiden Handball Kiper Manchester United Jadi Kontroversi, Kapten Bodo/Glimt Bocorkan Perbincangan Wasit
Cara Membuat Asinan Rambutan yang Segar dan Lezat
KPU RI Sebut Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Tak Sampai 70 Persen
80 Petugas Pencatatan Stok Karbon Mangrove Jalani Pelatihan di Yogyakarta