Liputan6.com, Jakarta - Desa Tembong di Kecamatan Carita Provinsi Banten muncul sebagai contoh inspiratif bagi program eliminasi penyakit tuberkulosis (TB). Ppendekatan berbasis masyarakat yang dilakukan desa ini dinilai efektif dalam memerangi TB.
Desa Tembong telah dikenal luas sebagai Desa Bebas TB berkat program-program inovatif seperti Respati (Remaja Sehat Pejuang Tangguh Berinovasi) dan KAJEDAK (Kader Ngajemput Dahak). Program ini terbukti ampuh dalam meningkatkan deteksi kasus TB, memastikan pengobatan berjalan hingga tuntas, dan mencegah pasien putus berobat.
Baca Juga
Melalui program JARING TAS (Kejar Skrining dan Tangani TB Sampai Tuntas), cakupan skrining TB di desa ini mengalami peningkatan signifikan. Sejak 2022, Desa di Kecamatan Carita ini mencatatkan keberhasilan pengobatan TB yang konsisten, bahkan berhasil mencapai titik nol untuk kasus pasien yang gagal atau putus pengobatan.
Advertisement
Dalam kunjungannya ke Provinsi Banten baru-baru ini, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi pendekatan Desa Tembong dalam upaya eliminasi TB.
“Kita membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, hingga pemerintah daerah. Desa Siaga TB seperti Desa Tembong adalah inspirasi nasional untuk menekan angka kasus dan meningkatkan keberhasilan pengobatan TB,” ujar Wamenkes.
Ia juga menekankan pentingnya replikasi inovasi lokal seperti JARING TAS dan KAJEDAK di berbagai wilayah lain.
“Inovasi ini harus terus didukung dan direplikasi di wilayah lain, karena pendekatan berbasis masyarakat terbukti mampu memberikan dampak besar,” tambahnya.
Menurut laporan Global TB Report 2024, Indonesia saat ini berada di peringkat kedua dunia dengan estimasi 1.090.000 kasus TB baru setiap tahun dan 125.000 kematian akibat TB.
Kolaborasi sebagai Kunci Keberhasilan
Kesuksesan Desa Tembong tak lepas dari sinergi lintas sektor dan gotong royong masyarakat. Kepala Desa Tembong berharap apa yang telah dilakukan oleh desanya dapat menginspirasi desa-desa lain guna mendukung upaya eliminasi TB.
“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat Desa Tembong, yang didukung penuh oleh inovasi program dan komitmen bersama. Kami berharap model ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengambil langkah serupa dalam melawan TB.”
Advertisement
Tiga Pilar Keberhasilan Desa Tembong
1. Inovasi Skrining Aktif – Melibatkan kader PMO (Pengawas Minum Obat) dalam memantau pasien, sehingga pengobatan dapat dipastikan berjalan sesuai jadwal.
2. Sosialisasi Berkelanjutan – Edukasi kesehatan dilakukan melalui kegiatan komunitas, seperti pengajian, sekolah, dan majelis taklim.
3. Pemberdayaan Masyarakat – Tokoh masyarakat diberdayakan untuk meningkatkan kesadaran akan TB, termasuk melalui kegiatan “wawar” yang aktif mengedukasi warga tentang bahaya TB dan pentingnya pengobatan tepat waktu.
Desa Siaga TB sebagai Langkah Strategis Nasional
Dengan target eliminasi TB di tahun 2030, Wamenkes Dante mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat aktif.
“Desa Tembong adalah contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis masyarakat dapat membawa dampak besar. Model ini perlu diperluas ke desa-desa lain di Indonesia,” tegas Wamenkes.
Selain menyambangi Desa Tembong, Wamenkes juga mendatangi Posyandu Kenanga, Puskesmas Carita, RSUD Banten, dan Poltekkes Kemenkes Banten, guna meninjau langsung inisiatif lokal yang telah berjalan.
Advertisement