Hadapi Ebola, Kemkes RI Siagakan RS Pusat Infeksi

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH mengatakan bahwa laboratorium dan rumah sakit flu burung telah disiagakan

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Agu 2014, 13:30 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2014, 13:30 WIB
Antisipasi Ebola, Rumah Sakit Flu Burung Disiagakan Kemenkes RI
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH mengatakan bahwa laboratorium dan rumah sakit flu burung telah disiagakan

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia terus tingkatkan kewaspadaan terhadap virus ebola. Meskipun virus yang berasal dari Afrika ini kecil kemungkinan mewabah di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus melakukan beragam upaya mencegah masuknya virus ke Indonesia.

Selain melakukan sosialisasi pada masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemkes) juga menyiagakan laboratorium dan rumah sakit flu burung.

"Masing-masing negara memang diharuskan untuk terus meningkatkan kewaspadaannya. Dan upaya kewaspadaan yang telah kita lakukan adalah beberapa hal tersebut," kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH saat diwawancarai Health Liputan6.com di Kota Batam, Kepulauan Riau, ditulis Senin (18/8/2014)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Menkes, telah mengeluarkan `fatwa` bahwa kondisi ini masuk ke dalam kategori Global Health Emergeny of International Concern. Ini adalah tanda bahwa seluruh dunia sudah harus meningkatkan kewaspadaan. Kondisi ini tergolong gawat darurat dan semestinya menjadi perhatian negara-negara di seluruh dunia.

"Semua itu ada tahapannya. Tahap pertama mungkin berupa tindakan dengan memberikan informasi kepada masyarakat. Lalu, tahap berikutnya adalah travel advice, hanya memberitahu kepada masyarakat kalau mau jalan ke negara yang ada wabah tersebut harus memerhatikan beberapa langkah. Termasuk, traveler yang dari sana ingin masuk ke Indonesia, harus memenuhi syarat apa saja," kata Menkes.

Jika sudah masuk ke dalam tahap travel warning, maka seluruh negara harus lebih meningkatkan kewaspadaannya. "Berarti, orang dari negara yang ada penyakit itu mau ke Indonesia, harus diperketat. Saat pemberian visa, harus terlebih dulu melakukan pemeriksaan," kata Menkes menambahkan.

Tak perlu khawatir



Menurut  Menkes, Indonesia tidak perlu khawatir dengan virus ebola. Sebab, pemerintah di empat negara yang merupakan negara epidemi telah menahan pasien untuk tidak keluar dari negaranya (karantina).

"Memang ada yang lolos sampai ke Arab Saudi, inilah yang menjadi concern pemerintah setempat. Bagaimana pun dampaknya terhadap haji dan umrah yang akan berlangsung sebentar lagi," kata Menkes.

Pemerintah Arab Saudi juga sudah memberikan jaminan agar jamaah dari seluruh penjuru dunia tidak tertular virus ebola. Mereka pun berjanji tidak akan merugikan para jamaah yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah.

Karena itu, Pemerintah Indonesia tidak membatasi jumlah para calon haji atau umrah. Untuk meyakinkan bahwa Arab Saudi tidak main-main dengan ucapannya, Pemerintah Arab melakukan pengawasan ketat terhadap empat negara epidemi dengan tidak memberikan visa masuk ke Arab Saudi.

"Bagi mereka yang sudah terlanjur masuk, maka akan dikarantina dan tidak dizinkan keluar sampai benar-benar hasil pemeriksaannya negatif," kata Menkes.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya