Waspada, 5 Penyakit Mematikan Selain Ebola

Ada penyakit yang penularannya juga mengkhawatirkan seperti ebola, yaitu

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Agu 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2014, 15:00 WIB
Waspada, 5 Penyakit Mematikan Selain Ebola
Ada penyakit yang penularannya juga mengkhawatirkan seperti ebola, yaitu

Liputan6.com, Jakarta Meski laporan Organisasi Kesehatan Dunia mencatat perkembangan kasus ebola begitu tinggi, tapi Indonesia mestinya harus lebih hati-hati terhadap 4 penyakit ini. Pasalnya, penyakit-penyakit ini sering menimbulkan infeksi serius.

Seperti dikatakan profesor kedokteran di divisi penyakit menular di University of California, San Diego, Joseph Vinetz, MD bahwa ada penyakit yang penularannya juga mengkhawatirkan seperti ebola, yaitu:

1. Chikungunya

Virus ini cepat menyebar di negara-negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Samudra Hindia dan Pasifik. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) chikungunya dilaporkan pada 1982, dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001).

Awal 2001, kejadian luar biasa demam chikungunya juga terjadi di Muara Enim dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus chikungunya mencapai 3.918 jiwa meski penderitanya tidak ada yang meninggal.

Menurut Joseph, nyamuk yang menularkan virus ini berkembang pesat. "Jika Anda mengalami demam lebih dari 38 derajat celsius, tiga sampai tujuh hari setelah gigitan nyamuk, dan mengalami sakit sendi atau otot serta sakit kepala, segera ke dokter."

2. Leptospirosis

Penyakit bakteri ini juga terjadi di seluruh dunia, tapi yang paling umum di negara-negara dengan lembab atau subtropis iklim, seperti di Asia, Amerika Selatan, dan Karibia. Penyakit ini menyebar melalui urine dari hewan yang terinfeksi seperti tikus.

Menurut Journal of Medicine Wisata, penderita leptopirosis biasanya paling banyak dialami petualang di perairan seperti berenang di air tawar, arung jeram, kayak, kano, dan memancing. Tapi tak menutup kemungkinan juga pada korban banjir.

Penderita  leptopirosis biasanya akan mengalami demam selama dua sampai tiga minggu. Setelah itu, korban akan mengalami demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, dan diare. 10 persen penderitanya dapat mengalami penyakit kuning, gagal ginjal, dan pendarahan.

"Seperti virus Ebola, tapi perdarahannya bisa lebih buruk. Penderita leptopirosis akan mengalami batuk yang mengeluarkan darah terus menerus dan akhirnya meninggal. Sejauh ini belum ada vaksin untuk penyakit ini, tapi leptospirosis dapat diobati-biasanya dengan antibiotik seperti doxycycline dan penisilin untuk kasus lebih parah," ungkap Joseph.

3. Demam Tifoid

Penyakit ini memang umum di negara berkembang, terutama di Asia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi dalam tinja. Penderita biasanya malas mencuci tangan yang benar. Sehingga tangan yang kotor mencemari makanan atau minumannya.

Joseph mengungkapkan, gejala tifoid meliputi demam tinggi diatas 38 derajat celsius, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan.

4. Malaria

Seperti Chikungunya, pembawa penyakit ini adalah nyamuk. Gejala penderita umumnya demam tinggi, menggigil, dan gejala seperti flu.

Jika Anda berpikir Anda terinfeksi, mintalah dokter Anda untuk melakukan tes darah. Karena penyakit ini bisa dicegah dengan pengunaan kelambu dan obat-obatan.

5. Schistosomiasis

Penyakit akibat cacing parasit ini juga membahayakan. Gejalanya meliputi demam, menggigil, batuk, dan nyeri otot selama satu bulan atau lebih. Gejala kronis termasuk sakit perut, darah pada urin atau feses, dan masalah buang air kecil.

"Hindari segala jenis kontak kulit dengan air tawar kotor di tempat-tempat umum," tegas Joseph, seperti dikutip dari Menshealth, Senin (25/8/2014) .

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya