Vaping Sempat Jadi Alat Bantu Berhenti Merokok, Kini?

Dulu vaping digunakan sebagai alat bantu berhenti merokok yang aman. Beberapa tahun kemudian hasil penelitian menunjukkan ada bahan berbaya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Okt 2014, 14:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2014, 14:00 WIB
Belum Ada Bukti Aman, Rokok Elektrik Tak Disarankan
Belum ada penelitian yang menyatakan menghisap rokok elektrik aman. (Foto: reason.com)

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan merokok memang sulit dihentikan. Berbagai cara dicoba untuk menghentikan kebiasaan yang merugikan kesehatan tubuh ini. Rokok elektronik atau e-cigarette yang kini juga dikenal sebagai vaping ternyata sempat menjadi alternatif yang aman untuk mengganti rokok tembakau. Namun kini tidak lagi. Apa alasannya?

"Pada awalnya rokok elektronik (vaping) memang dipasarkan sebagai alternatif yang aman pengganti merokok tembakau dengan mekanisme kerja sebagai alat penyemprot dan menguap cairan nikotin dalam cartridge," terang Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE dalam surat elektronik yang diterima Liputan6.com pada Kamis (30/10/2014).

Vaping berisi cairan nikotin yang hanya mengandung nikotin, propilen glikol, penyedap (untuk mensimulasikan rasa tembakau), dan air, tanpa tar berbahaya dan aditif kimia beracun.

Untuk mengevaluasi vaping, Food and Drug Association (FDA) pada tahun 2009 melakukukan penelitian. "Ditemukan bahwa  rokok elektronik masih mengandung nitrosamine tembakau tertentu /Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA) dan Diethylene Glycol (DEG) yang diketahui menjadi racun dan karsinogen," ungkap Prof Tjandra.

Ada penelitian juga tentang perbandingan beberapa rokok elektronik ternyata, beberapa merk vaping meningkatkan kadar karbonmonoksida di dalam plasma dan tingkat denyut jantung pengguna.

"Data-data yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa rokok elektronik belum terbukti sebagai alternatif yang aman untuk NRT dan masih diperlukan studi lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak kesehatan dari rokok elektronik pada penggunaan jangka panjang," jelas Profesor Tjandra.

Sehingga saat ini Food and Drug Association (FDA)  dan bahkan Electronic Cigarette Association (ECA) sudah tidak menganjurkan penggunaan vaping.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya