Bayi Tidur Pulas, Perlu Ganti Popok?

Kaum ibu kerap tak tega mengganti popok saat bayinya tertidur lelap. Yang perlu diingat, keseringan mengganti popok bisa membuat bayi stres.

oleh Melly Febrida diperbarui 18 Des 2014, 18:30 WIB
Diterbitkan 18 Des 2014, 18:30 WIB
Bayi Tidur Pulas, Perlu Ganti Popok?
Kaum ibu kerap tak tega mengganti popok saat bayinya tertidur lelap. Yang perlu diingat, keseringan mengganti popok bisa membuat bayi stres.

Liputan6.com, New York Kaum ibu kerap tak tega mengganti popok saat bayinya tertidur lelap. Ibu takut bayinya menangis dan mengganggu tidurnya. Perlu diingat, keseringan mengganti popok bisa membuat bayi stres dan moodnya menjadi jelek. Apabila bayi sudah stres bisa mengubah perkembangannya dan memiliki efek yang merugikan pada otak bayi.

Ini sama halnya saat orangtua merespons tangisan bayi. Orangtua yang responsnya cepat, konsisten, dan hangat, akan membuat perkembangan emosi anak menjadi sehat di kemudian hari. Studi ini menunjukkan, orangtua responsif dan sensitif yang responsnya cepat dan konsisten saat bayi menangis bisa melindungi anak-anak dari stres.

Sebuah penelitian mengamati bayi yang lahir dengan gejala stres dan orangtuanya. Kesimpulannya, meski ada faktor risiko stres pada bayi, itu semua bisa dibebaskan dengan belaian kasih sayang semasa bayi.

Para peneliti menyimpulkan, bayi dengan orangtua yang relatif tidak sensitif membuat anak memiliki masalah perilaku yang buruk. Sentuhan kasih sayang dan perilaku pengasuhan lainnya memicu pelepasan neurotransmitter seperti oksitosin. Pelepasan hormon inilah yang memulihkan stres dengan cepat.

Tak hanya itu, respons hangat dan cepat pada bayi menangis juga penting mencegah bayi marah atau takut terhadap suara, bahasa tubuh yang negatif, dan stres ditinggal sendiri. Bayi yang terlindungi dari stres ini juga bisa membuatnya belajar mengembangkan hubungan sosial yang positif.

Inilah beberapa respons fisiologis yang berhubungan dengan bayi menangis seperti dilansir LifeHack, Kamis (18/12/2014):

Sentuhan


1. Sentuhan

Sebuah penelitian menunjukkan, sentuhan memicu pelepasan secara alami dalam menghilangkan rasa sakit dan obat penenang. Sehingga menangkal efek stres.

Sentuhan memang penting, tapi yang lebih khusus jenis sentuhan juga penting. Misalnya, peneliti menemukan, sentuhan ringan pada bayi (2-6 bulan) bisa membuatnya kesal, sehingga sentuhan yang lebih tegas mungkin lebih disukai.

Kuncinya adalah sentuhan lembut, lambat, tekanan sedang, semuanya seperti pijatan untu bayi. Sentuhan juga bisa menenangkan ketika dalam bentuk menunjukkan sayang.

Bahasa Tubuh

2. Bahasa Tubuh

Bayi mulai mengenali ekspresi wajah setelah lahir. Sebagian besar penelitian tubuh menunjukkan bayi lebih senang melihat wajah bahagia dan marah apabila menampilkan emosi negatif.

Penelitian mengamati bayi enam bulan dan menemukan mereka bisa membedakan bahasa tubuh bahagia dan marah, yang memengaruhi perkembangan emosional di kemudian hari.

Gerakan

3. Gerakan

Semua faktor penting ketika merespons tangisan bayi, termasuk gerakan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi detak jantungnya lebih lambat dan kurang menangis ketika mereka digendong orang dewasa yang menggerakkan atau menggoyangkannya dari satu sisi ke sisi lain.

Kebersihan

4. Kebersihan

Salah satu faktor umum lainnya yang membuat bayi menangis adalah kenyamanan dan kebersihan. Keseringan ganti popok bisa membuat bayi stres dan ini membuat dilema.

Apakah Anda harus mengganti popok atau membiarkan bayi Anda tidur dengan popok yang basah? Peneliti berusaha mencari jawabannya dengan menyuntikkan popok bayi dengan air. Ternyata, bayi-bayi tidak bangun. Peneliti menyarankan apabila bayi Anda tak memiliki infeksi kulit, tak perlu membangunkan bayi yang tidur untuk mengganti popok.

Dekat orangtua


5. Dekat orangtua

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, bayi di bawah usia enam bulan tidur di kamar yang sama dengan orangtuanya. Aturan ini untuk memastikan bayi segera ditangi apabila tertekan atau mengalami peristiwa yang mengancam jiwa.


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya