Kisah Santa Klaus, Pria Baik Hati Idola Anak-anak

Kisah Santo Nicholas mengalami transformasi hingga menjadi sosok periang baik hati yang membawa kado Nata bernama Santa Klaus.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Des 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2014, 08:00 WIB
Kisah Santa Klaus, Si Baik Hati Idola Anak-anak
Foto: www.mediamiser.com

Liputan6.com, Jakarta Setiap malam Natal, para anak-anak antusias untuk menyambut hari Natal. Mereka pun berharap mendapatkan kado Natal impian mereka dari Santa Klaus, kakek baik hati dari Kutub Utara. Lalu, siapa sebenarnya kakek yang ditampilkan berbadan besar dengan janggut panjang berpakaian merah ini?

Dilansir dalam laman Biography pada Kamis (25/12/2014), Santo Nicholas adalah sosok dibalik karakter populer Santa Klaus. Santo Nicholas adalah sosok pria yang peduli terhadap orang miskin dan sakit. Setelah ia meninggal, kebiasaannya suka memberi menjadi legenda. Dari sinilah adanya transformasi dari Santa Nicholas menjadi Santa Klaus yang senang membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak saat Natal.

Ada banyak legenda yang menceritakan tentang Santo Nicholas. Salah satunya, kebaikannya dalam membantu tiga gadis kakak beradik yang miskin. Ayah mereka tidak mempunyai cukup uang untuk membayar mas kawin dan meminta mereka untuk menjadi budak.

Santo Nicholas pun pergi diam-diam ke rumah mereka pada malam hari dan meletakkan uang di dalam kantong. Akhirnya sang ayah pun bisa menggunakan uang ini untuk menikahkan salah satu putrinya. Pada, kali ketiga Santo Nicholas memasukkan uang sang ayah melihat kejadian ini dan mengucapkan terimakasih.

Usai ia meninggal, cerita tentang mukjizat dan kebaikannya terhadap orang miskin menyebar ke seluruh dunia. Dunia mengenalnya sebagai sosok baik hati pelindung anak-anak dan juga pemberi hadiah

Santo Nicholas diyakini meninggal pada 6 Desember 343, oleh karena itu di Belanda merayakannya pada tanggal ini. Sebelum hari perayaan, anak-anak menyiapkan kaos kaki kemudian memadamkan lampu saat tidur. Anak-anak meyakini bahwa akan ada kado dari Sinter Klaas, sebutan orang Belanda terhadap Santo Nicholas.

Para imigran Belanda membawa budaya ini ke Amerika di tahun 1700-an. Nah, disinilah terjadi banyak transformasi mengenai Sinter Klaas. Sosok ini kemudian dikenal sebagai Santa Klaus dan bukan lagi dirayakan pada tanggal 3 Desember melainkan pada hari hari Natal.

Pada tahun 1820 puisi Clement Clarke Moore berjudul "An Account of a Visit from St. Nicholas" menggambarkan sosok Santo Nicholas sebagai pria yang periang dan gendut yang masuk ke rumah-rumah lewat cerobong asap untuk meninggalkan hadiah untuk anak-anak. Kendaraanya adalah kereta yang ditarik kuda. 

Kartunis Thomas Nast menambahkan karakter Santi Nicholas mengenakan setelan merah dengan topi putih. Kini, Santo Nicholas menjadi karakter Santa Klaus yang kita kenal sekarang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya