Depresi dan Diabetes Bikin Pikun

Sebuah penelitian di Amerika menemukan, depresi dan diabetes bisa meningkatkan risiko demensia hingga 80 persen.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 17 Apr 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2015, 21:00 WIB
Golongan Darah AB Rentan Pikun
Orang bergolongan darah AB rentan pikun, yang merupakan gejala demensia.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian di Amerika menemukan, depresi dan diabetes bisa meningkatkan risiko demensia hingga 80 persen. Tim dari University of Washington School of Medicine ini memperhatikan 2,4 juta orang Denmark sehat yang berusia 50 tahun keatas dari 2007 hingga 2013.

Hasilnya cukup mengejutkan, secara keseluruhan, 19,4 persen orang depresi, 9,1 persen menderita diabetes tipe 2, dan 3,9 persen yang didiagnosa menderita diabetes dan depresi ternyata berisiko demensia.

"Memiliki diabetes sama dengan 20 persen berisiko demensia, sedangkan depresi dikaitkan dengan 83 persen risiko yang lebih tinggi. Jika memiliki depresi dan diabetes sekaligus, risiko demensia mencapai 117 persen," kata salah satu peneliti, Dr Davydow pada Dailymail, Kamis (16/4/2015).

Yang menarik, penelitian yang dipublikasikan secara online oleh jurnal JAMA Psychiatry ini menunjukkan, olahraga teratur, diet sehat, latihan otak dan kegiatan sosial bisa menurunkan risiko demensia hingga 25 persen.

"Mengingat beban masyarakat akibat penyakit kronis begitu tinggi, diperlukan intervensi untuk mencegah komplikasi," katanya.

Dr Doug Brown dari Alzheimer Society mengatakan, penelitian ini dapat membantu perubahan kebijakan kesehatan yang mengarah pada pencegahan. "Kami tidak ingin melihat orang diabetes atau depresi mengalami demensia. Untuk mencegahnya, hubungi dokter Anda dan jaga berat badan yang sehat dan tidak merokok."

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya