Buruh Perempuan Rentan Anemia, Apa Tindakan Perusahaan?

Karena penyabab anemia adalah kurangnya sel darah merah, maka buruh perempuan harus mencukupi asupan makanan penuh nutrisi setiap harinya.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Mei 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2015, 13:00 WIB
Karena penyabab anemia adalah kurangnya sel darah merah, maka buruh perempuan harus mencukupi asupan makanan penuh nutrisi setiap harinya.

Liputan6.com, Jakarta Anemia merupakan gangguan serius dan harus diwaspadai kaum buruh di masa kehamilan. Karena penyebab anemia adalah kurangnya sel darah merah, maka buruh perempuan harus mencukupi asupan makanan penuh nutrisi setiap harinya.

Dan sebagai perusahaan yang memperkerjakan karyawannya, sudah sepatutnya untuk menyediakan makanan layak konsumsi bagi mereka, terlebih yang sedang mengandung. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

"Haduh, boro-boro disediakan makanan. Sekarang itu jarang sekali perusahaan yang memberikan makanan ke buruhnya," kata perwakilan Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP), Jumisah kepada Health-Liputan6.com, Jumat (1/5/2015)

Untuk memenuhi `isi perut`, lanjut Jumisih, buruhlah yang membelinya sendiri.

Nahasnya, ketika buruh perempuan itu sakit, tak jarang perusahaan enggan menanggung biaya rumah sakit. Padahal, bila buruh mendapatkan perawatan yang tepat, mereka cepat sembuh, dan cepat kembali beraktivitas dan bekerja.

"Biaya rumah sakit ada yang ditanggung ada yang tidak. Tergantung perusahaan. Kalau perusahaan nakal, ya nggak ditanggung. Ya, kalau pun ditanggung paling hanya sebagian kecil," kata Jumisah

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya