Liputan6.com, Jakarta Salah satu kandungan makanan yang berbahaya bagi pengidap hipertensi adalah garam. Tak perlu khawatir, karena kandungan garam dalam roti dari tepung jagung yang diolah di Baking Research and Development (BREAD) Unit, Institut Pertanian Bogor (IPB), bisa dikurangi.
"Bahan baku membuat roti adalah tepung dan gula, jadi kalau tidak memakai garam sama sekali bisa. Cuma mungkin rasanya akan berbeda, terutama untuk rasa gurih," ungkap Denny S. Agustin S.TP, selaku Manager Produksi Bread Unit, saat ditemui di kedai BREAD Unit, IPB, pada Selasa (12/5/2015).
Baca Juga
Menurut penuturannya, sebenarnya roti tepung jagung lebih sering dicari oleh penderita diabetes. Namun, gula harus tetap digunakan karena ragi membutuhkan protein untuk mengembang, sementara garam hanya sebagai penyedap rasa.
Advertisement
"Untuk rasanya memang lebih manis sifon pandan dari tepung terigu dibandingkan sifon tepung jagung," kata Irul (27 tahun) dan Nesya (23 tahun), pelanggan BREAD Unit, saat membandingkan sifon berbahan baku tepung terigu dan tepung jagung.Â
Sayangnya, pengidap hipertensi harus pesan satu hari sebelumnya jika ingin mengonsumsi roti dengan sedikit kandungan garam. Sebab, menurut penuturan Denny, untuk keseharian BREAD Unit hanya menyajikan roti dengan kandungan garam normal.
BREAD Unit buka setiap hari Senin - Jumat dari pukul 08.00 - 18.00 WIB di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, Bogor, menawarkan beberapa menu seperti roti tawar mini; roti kepang rasa abon dan coklat seharga Rp 3.500,-; roti cheese roll, brownies, dan sifon seharga Rp 2.500,-; ensaimada, muffin, dan donat jagung seharga Rp 2.000,-; dan berbagai varian rasa roti unyil seharga Rp 1.000,-.
Â