Liputan6.com, Jakarta Sembilan bulan mengidap kelainan fungsi hati atau atresia billier, akhirnya Ryuji Marhanis Kaizan (9 bulan), meninggal dunia pada Senin (8/6) pukul 01.45 wib. Buah hati pertama pasangan Ferry Yuniar dan Luthfianti ini mengembuskan nafas terakhirnya di ruang PICU RSCM Jakarta, setelah melaksanakan operasi penyakit hernia untuk kedua kalinya.
"Dedenya (red: si bayi) sekarang sudah tenang, sudah enggak perlu lagi ngerasain sakit. Ini takdir terbaik untuk Ryuji," ungkap ibu kandung Ryuji yang akrab disapa Upi.
Meski mengaku ikhlas, Upi tetap menangis ketika jasad buah hati pertamanya dimasukan ke dalam liang lahat. Bagaimana tidak, sejak lahir putranya itu sudah mengidap penyakit kelainan fungsi hati. Dan semakin parah dimulai sejak November 2014 lalu.
Advertisement
Diungkapkannya, Ryuji sebenarnya sudah mulai membaik, meski memang perutnya terus membesar dan kulitnya semakin menguning. Pada Kamis (4/6) lalu, bayi malang itu kembali masuk RSCM untuk mendapatkan operasi hernia.
"Karena perut dedenya semakin membesar, menekan ususnya, makanya ususnya jadi turun. Maka dilakukanlah operasi hernia," ujar Upi. Namun, selang beberapa lama pascaoperasi, jahitannya lepas dan harus dilakukan operasi ulang.
Ryuji pun kembali masuk kamar operasi untuk membenahi jahitannya yang lepas. Setelah dioperasi, Ryuji kembali masuk PICU atau ICU untuk bayi. Namun, si kecil tak sadar diri pada Senin (8/6) dini hari.
"Dokter mengatakan ada pendarahan di dalam perut," ungkap Upi. Hingga akhirnya, Ryuji pun mengembuskan nafas terakhirnya pada pukul 01.45 wib. "Ini yang terbaik, dedenya sudah tenang di sana (red: surga)," kata Upi tabah.
Ryuji sudah sejak lahir mengidap kelainan hati atau atresia billiner yang menyebabkan hatinya tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk menyembuhkannya, dia harus menjalani operasi transpalansi hati. Namun, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar untuk menjalani operasi tersebut.