Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

5 Fakta Seputar Kecanduan Seks

Kecanduan seks bukanlah mitos belaka.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Agu 2015, 22:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 22:00 WIB
Ilustrasi Bipolar
Ilustrasi Bipolar

Liputan6.com, Jakarta Kecanduan seks bukanlah mitos belaka. Dalam dunia medis, kecanduan seks merupakan suatu gangguan yang dipicu karena adanya ketidakseimbangan produksi kimiawi di otak dan produksi hormon seks. Bisa juga gangguan ini dipicu karena adanya trauma di masa lalu si penderita.

Seseorang didefinisikan sebagai pecandu seks saat perilakunya keluar dari kontrol, dan mulai memiliki dampak negatif pada hidupnya. Kecanduan tersebut bisa berupa keinginan kuat untuk melakukan hubungan seks, masturbasi, menonton porno, atau menggoda lawan jenis.

Melansir laman Menxp, Rabu (26/8/2015), berikut ini adalah fakta tentang kecanduan seks yang patut Anda kenali sejak dini. Jika Anda merasakan berada di zona ini, Anda dapat pergi ke terapis untuk mengatasinya. Poin di bawah ini juga bisa dipakai untuk mewaspadai gejala yang mungkin tampak pada orang di sekeliling Anda:

1. Penderita gangguan bipolar sangat rentan menjadi pecandu seks. Ketika mereka mendapatkan serangan panik, mereka akan memiliki gairah seks yang tinggi.

2. Pengguna mirasantika juga berisiko tinggi menjadi pecandu seks. Biasanya hal ini terjadi ketika mereka ingin tobat dari pemakaian obat-obatan atau miras. Berhubungan intim atau seks menjadi pelarian untuk menggantikan kecanduan.

3. Penderita pelecehan seksual. Banyak pecandu seks merupakan salah satu dari korban pelecehan seksual. Studi menunjukkan jika tindakan seks merupakan obat dari trauma di masa lalu.

4. Penderita Borderline Personality Disorder. Penderita gangguan ini mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka miliki, termasuk dalam urusan gairah. Jika tidak dikontrol, penderita akan memiliki kecanduan seks yang tinggi.

5. Penderita sindrom asperger, memiliki gangguan pada pertumbuhan intelektual. Tingkahnya seperti penderita autisme. Hampir sebagian sindrom ini menderita kecanduan seksual yang berbahaya. (Yasmine)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya