Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadan tidak hanya saat tepat untuk makin tekun beribadah dan beramal, tetapi juga momen penting untuk merefleksikan kondisi keuangan pribadi dan merencanakan masa depan secara bijak.
Meskipun Ramadan identik dengan pengeluaran untuk kegiatan keagamaan seperti zakat, infak, dan berbagi dengan sesama, bulan ini tetap bisa menjadi waktu yang tepat untuk memulai dan melanjutkan investasi.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Head of IPOT Fund, Dody Mardiansyah, Ramadan adalah kesempatan yang baik untuk refleksi finansial dan perencanaan keuangan yang lebih bijak.
Advertisement
"Meski kondisi ekonomi sedang lesu, investasi tetap penting dilakukan demi menjaga kesehatan keuangan jangka panjang," ujar dia, Kamis (6/3/2025).
Di tengah peningkatan pengeluaran selama Ramadan, ia pun memberikan tips yang bisa membantu untuk tetap bisa berinvestasi dengan bijak. Pertama, tidak lapar mata. Selama Ramadan, banyak orang gampang tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan, terutama dengan adanya promo besar atau penawaran khusus yang ditawarkan oleh berbagai toko dan platform online.
“Godaan ini sering kali mengarah pada pengeluaran yang berlebihan dan bisa merugikan keuangan. Untuk itu, disiplin diri menjadi kunci penting dalam mengelola keuangan selama bulan suci ini," kata Doddy.
Dody mengingatkan untuk menghindari membeli barang hanya karena diskon atau tren yang sedang berkembang dan fokus pada pengeluaran yang benar-benar dibutuhkan, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun ibadah. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi godaan ini adalah dengan membuat anggaran pengeluaran yang jelas dan terstruktur.
Anggaran ini harus memisahkan kebutuhan sehari-hari, dana untuk keperluan ibadah, dan juga dana untuk investasi jangka panjang.
"Dengan cara ini, kita bisa menjaga keuangan tetap teratur dan menghindari pemborosan. Meskipun ada banyak penawaran menarik di luar sana, dengan adanya anggaran yang jelas, kita dapat tetap fokus pada prioritas yang lebih penting dan memastikan bahwa dana tetap dialokasikan dengan bijak, termasuk untuk investasi yang akan memberikan manfaat di masa depan," ujar Doddy.
Kurangi Makan di Luar
Mengurangi makan di luar selama Ramadan dapat menjadi langkah efektif untuk berhemat. Dengan memasak sahur dan berbuka di rumah, siapa pun tidak hanya menghemat uang, tetapi juga bisa mengontrol jenis makanan yang dikonsumsi.
"Memasak bersama keluarga atau teman juga bisa mempererat hubungan, sambil menciptakan suasana kebersamaan yang lebih hangat. Selain itu, membuat menu sederhana yang bergizi dan memanfaatkan bahan makanan yang ada di rumah akan membantu mengurangi pengeluaran," kata Doddy.
Ia menambahkan, bagi yang beraktivitas di luar, membawa bekal sahur atau berbuka juga bisa menjadi alternatif yang praktis dan lebih hemat. Dengan cara ini siapapun dapat menghindari godaan untuk membeli makanan di luar yang sering kali lebih mahal dan kurang sehat.
"Mengurangi makan di luar selama Ramadan tidak hanya baik untuk keuangan, tetapi juga mendukung pola makan yang lebih sehat dan lebih terkontrol. Dengan berhemat, dana yang seharusnya digunakan untuk konsumsi bisa dialokasikan untuk menabung, berinvestasi, atau bahkan bersedekah," imbuh Doddy.
Advertisement
Mulai dengan Modal Kecil
Investasi dengan modal kecil, seperti reksa dana, merupakan langkah awal yang bijak, terutama bagi pemula yang ingin terjun ke dunia investasi tanpa harus terbebani oleh modal besar.
Dengan modal mulai dari Rp100.000 saja siapapun sudah bisa mulai berinvestasi di reksa dana yang memberikan potensi imbal hasil yang stabil dengan risiko yang relatif rendah.
Dody menekankan, reksa dana sangat cocok bagi pemula karena tidak memerlukan pengetahuan mendalam tentang pasar modal dan bisa belajar secara bertahap sambil melihat bagaimana investasi berkembang.
Selain itu, investasi reksa dana juga mudah dilakukan, terutama dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan transaksi dilakukan secara online.
“Dengan cara ini investor pemula sekalipun dapat mulai berinvestasi dengan modal kecil, sambil menjaga keseimbangan keuangan yang sehat tanpa harus khawatir dengan risiko besar, serta memperoleh pengalaman berharga dalam dunia investasi,” pungkasnya.
