Penyakit Stroke dan Jantung Kini Tak Hanya Hinggapi Manula

Dulu penyakit jantung dan stroke identik dengan usia lanjut atau di atas 50 tahun.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 08 Sep 2015, 06:33 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 06:33 WIB
Stroke
Bahaya Stroke (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data statistik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, dari total angka kematian yang ada (41.590) di Indonesia, 21,1 persen di antaranya disebabkan oleh stroke dan 19,1 persen akibat penyakit jantung koroner.

Sementara itu menurut data Riskesdas (Riset Dasar Kesehatan), prevalensi penderita penyakit kardiovaskular pun cenderung meningkat pada 2013, yakni dari 8,3 per 1000 pada 2007 menjadi 12,1 per 1000. Masih berdasarkan sumber yang sama, penyakit tersebut pun tak mengenal jenis kelamin. Penyakit kardiovaskular pada laki-laki dan perempuan cenderung setara di semua tingkat status ekonomi.

Dulu penyakit jantung atau stroke identik dengan usia lanjut atau di atas 50 tahun. Namun kini penyakit tersebut juga bisa menghinggapi individu yang lebih muda, sekitar usia 30-an tahun.

"Jadi kalau dari pengalaman praktik saya dan teman-teman dokter saraf lainnya, (penderita) stroke sudah mulai bergeser dari yang semula menghinggapi usia lanjut 60 tahun ke atas, sekarang ke usia yang lebih muda seperti 30, 40, dan 50 tahunan. Penyebabnya bisa dari stres dan gaya hidup. Seperti yang kita tahu sekarang tuntutan kehidupan sangat tinggi. Kurang olahraga karena turun dari mobil langsung duduk di depan komputer, bekerja hingga larut malam," kata Dr Priscilla Ryanti Andradi, Sp.S dalam seminar kesehatan `Solusi Tepat Atasi 2 Penyakit Paling Mematikan se-Indonesia` yang merupakan rangkaian perayaan ulang tahun ke-27 Multicare, unit bisnis Indocare Group, di Putri Duyung Convention Hall, Sabtu (5/9/2015).

Pola makan tidak sehat pun turut mempengaruhi risiko stroke pada individu usia produktif seperti kebiasaan mengonsumsi junk food, merokok, dan minum kopi atau alkohol.

Mendeteksi gejala sedini mungkin, memperbaiki gaya hidup, dan memperhatikan asupan makanan dan nutrisi yang tepat merupakan langkah yang bisa dilakukan guna mencegah dan meminimalisir efek dua penyakit paling mematikan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya