Liputan6.com, Jakarta Semua pengusaha, pasti ingin sukses berkarir. Namun untuk meraih keberhasilan usaha tidak semudah yang dibicarakan. Semua dilalui melalui proses panjang, dan tak jarang ada yang pernah tertipu, atau mungkin sebaliknya menipu.
Semua teknik analisis kebohongan tersebut dirangkum menarik di ajang Festival Bohong Indonesia 2015. Dengan pembicara pakar grafologi Deborah Dewi dan pakar deteksi kebohongan, Handoko Gani, keduanya berkolaborasi untuk menganalisis kebohongan secara praktis dan mudah dipahami.
"Kejujuran maupun kebohongan seseorang dapat diketahui melalui hasil analisa tulisan tangan orang tersebut. Apakah karakter aslinya selaras dengan yang ditampilkan, dan sebagainya. Karena tulisan tangan sendiri merupakan hasil interaksi dari banyak struktur dan sirkuit di otak," kata Deborah di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Sabtu (7/11/2015).
Advertisement
Pembicara lainnya, Handoko yang fokus mendeteksi kebohongan melalui ekspresi wajah dan gestur tubuh mengatakan, proses analisis kebohongan disempurnakan secara spesifik dengan ilmu kebohongan yang mencakup forensic interview dan behaviour analysis misalnya ekspresi wajah mikro.
"Kalau dengan ekspresi secara mudah ada dua cara, yaitu Makro, melihat tanda emosi di wajah selaras, hanya satu tandanya. Misalnya, kaget atau takut. Kita bisa lihat langsung. Dan mikro yang perlu percermatan khusus. Misalnya, saat seseorang merasa senang, belum tentu dia senang. Jadi selain melihat wajah, ada reaksi tubuh yang diperintahkan otak untuk mengungkapkan emosi," ungkapnya.
Festival bohong ini digelar selama November 2015. Dikemas dalam bentuk edutainment, mencermati kasus berupa film, dan rangkaian live drama performance. Acara ini memiliki 5 tema khusus, seperti recruitment, perselingkuhan, kerjasama tim, masalah anak dan asisten rumah tangga hingga keputusan untuk jadi pengusaha atau membuat usaha sendiri.