Meditasi Bisa Kurangi Prasangka Buruk

Sebuah penelitian baru menunjukkan kalau meditasi yang ditujukan untuk menciptakan rasa kebaikan, juga bisa mengurangi prasangka buruk.

oleh Risa Kosasih diperbarui 23 Nov 2015, 16:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 16:30 WIB
20151116-Ilustrasi-Meditasi
Ilustrasi Meditasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian baru menunjukkan kalau teknik meditasi populer yang ditujukan untuk menciptakan rasa kebaikan, juga bisa mengurangi prasangka buruk. Hal ini dilaporkan oleh Health Aim, pada Minggu (23/11/2015) akhir pekan lalu.

Para peneliti dari University of Sussex menemukan bahwa hanya dalam tujuh menit meditasi Cinta Kasih (Loving-kindness Meditasion/LKM), yang dipraktekkan penganut Buddha mempromosikan kebaikan tanpa syarat terhadap diri sendiri dan orang lain, dan efektif mengurangi bias berbau ras.

"Hal ini menunjukkan bahwa beberapa teknik meditasi membuat lebih dari merasa baik, dan mungkin menjadi alat yang penting untuk meningkatkan harmoni antar kelompok," tutur Alexander Stell, peneliti utama studi tersebut dikutip dari University Herald.

"Kami ingin melihat apakah melakukan LKM terhadap anggota kelompok etnis lain akan mengurangi keinginan otomatis orang-orang yang cenderung menunjukkan kelompok etnis mereka sendiri," sambung Stell lagi.

Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan kalau merangsang kebahagiaan kepada orang, bisa dengan cara mengekspos mereka untuk musik upbeat. Hal tersebut lebih ampuh untuk membuat mereka lebih berprasangka berdasarkan pengalaman dibandingkan mendengar musik sedih.

Untuk penelitian ini, diambil sampel 71 orang kulit putih, mereka yang tidak meditasi masing-masing diberi foto orang kulit hitam. Mereka juga menerima instruksi untuk meditasi LKM yang berlangsung selama tujuh menit.

Para peneliti menemukan bahwa hanya tujuh menit setelah LKM diarahkan ke anggota dari kelompok ras tertentu (dalam hal ini, orang kulit hitam) sudah cukup untuk mengurangi bias yang berbau ras terhadap kelompok itu. Namun, tidak ada pengurangan bias rasial terhadap kelompok lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya