Liputan6.com, Jakarta Tim medis dari rumah sakit atau klinik sunat akan menyarankan anak gemuk jalani terapi hormon atau diet yang sehat supaya tindakan penyunatan berjalan lancar. Jika belum maka sunat akan diundur. Padahal tanpa diet dan terapi hormon pun si Kecil dapat disunat.
Menurut Mahdian Nur Nasution, anjuran seperti ini hanya 'menyulitkan' anak saja. Di masa pertumbuhannya, sulit jika harus memaksa anak untuk diet hanya karena mau disunat. Setelah itu, akan dilihat lagi apakah si Kecil benar-benar sudah pas untuk disunat.
Baca Juga
"Kalau iya dia kurus, kalau semester depannya gemuk, bagaimana? Tidak jadi disunat? Kita saja yang dewasa susah untuk diet, apalagi anak-anak ini," kata Mahdian dalam diskusi 'Sunat Gemuk Tanpa Perlu Terapi Hormon' di Rumah Sunatan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/12/2015).Â
Advertisement
Baca juga:Â
- Dua Gangguan pada Penis Anak Gemuk yang Sulit Disunat
- Sunat Ternyata Banyak Manfaatnya
- Sunat Bukan Lagi Ritual Agama Tertentu
Jika sunat harus diundur karena masalah ini padahal dia sudah siap, hanya membuat anak jadi minder. "Minder karena tubuh yang gemuk, dan minder karena belum disunat," kata Spesialis Bedah Saraf Universitas Indonesia ini.
Sedangkan terapi hormon, pada praktiknya dapat membawa efek samping ringan seperti sakit kepala, mual, sakit di bagian dada, sampai dampak yang sangat berat seperti gangguan jantung, stroke, dan pembekuan darah.
Anak juga harus mengonsumsi empat tablet dalam sehari atau ada yang disuntik, yang tak jarang biayanya lebih besar dari biaya sunatnya.
Menyadari hal itu, Rumah Sunatan menghadirkan layanan khitanan gemuk yang dikhususkan untuk anak gemuk dan micropenis tanpa harus terapi hormon, dengan metode khusus yang telah dikembangkan berdasarkan pengalaman dan ditangani langsung oleh dokter spesialis bedah.
"Dari hasil survei yang kami lakukan, setiap tahun ada 11.000 anak yang disunat di sini. 10 persennya kategori anak gemuk. Dengan kata lain, 1 dari 10 anak yang disunat bertubuh gemuk atau obesitas," kata Mahdian menjelaskan.