Liputan6.com, Jakarta - Laura Stageman dari Inggris terpaksa menghabiskan total 20 jam sehari di kamar mandi karena kondisi kulitnya begitu memprihatinkan saat mandi. Sisa-sisa kecantikannya masih tampak, tapi kini dia harus menerima kulitnya mengelupas seperti ular.
Baca Juga
Laura menderita eczema atau eksim sejak ia masih balita. Tapi setelah bertahun-tahun menggunakan obat anti-radang untuk mengobatinya, dia malah kecanduan.
Dikutip dari laman doktersehat.com, eksim adalah kelainan kulit kronis yang kambuh-kambuhan. Kelainan biasanya bersifat familial, dengan riwayat atopi pada diri sendiri ataupun keluarganya.
Advertisement
Ketika perempuan 30 tahun ini berhenti menggunakan krim obat tersebut Agustus lalu, perubahan dari kulitnya mulai terasa. Dia tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya terbakar. Kulitnya mulai mengelupas, bahkan meninggalkan luka yang menyakitkan. Laura yang dulu punya rambut pirang indah, lambat laun juga kehilangan mahkotanya itu.
"Seminggu setelah saya berhenti menggunakan krim kulit steroid itu, saya jadi mendapatkan kulit saya kemerah-kemarah dengan luka seperti ruam di seluruh tubuh, lalu kulit ini mulai rontok," tutur Laura dikutip dari Daily Star, pada Kamis (10/12/2015).
Laura didiagnosis Topical Steroid Withdrawal, juga dikenal sebagai sindrom Kulit Merah atau Red Skin Syndrome, yang menyebabkan gejala mengerikan setelah berhenti mengonsumsi obat-obatan.
"Saya sudah menggunakan steroid topikal sejak masih kecil untuk mengobati eksim yang parah dan tidak pernah tahu tentang bahayanya,dokter akan tetap memberikan resepnya kepada saya sebagai pengobatan," kata wanita yang berprofesi sebagai produser TV itu.
Sejak berhenti dari steroid, Laura memperkirakan dirinya telah merugi sebanyak 35.000 poundsterling atau lebih dari Rp 731 juta karena tidak dapat kembali ke pekerjaannya.
"Saya diberi dosis kuat selama bertahun-tahun, yang ternyata tidak benar-benar membantu eksim ini dan saya tidak pernah memperingatkan efek sampingnya," pungkas Laura.