Jahatnya Gula Bila Dikonsumsi Berlebihan

Mana yang lebih jahat, gula atau lemak? Ternyata, gula tak kalah jahat dari lemak. Asupan gula sehari-hari juga tak boleh terlalu banyak

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Feb 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2016, 13:00 WIB
Hindari Konsumsi 2 Bahan Makanan untuk Dapatkan Kulit Mulus
Mana yang lebih jahat, gula atau lemak? Ternyata, gula tak kalah jahat dari lemak. Asupan gula sehari-hari juga tak boleh terlalu banyak

Liputan6.com, Jakarta Lemak kerap dimusuhi karena dianggap dapat menaikkan berat badan. Sedangkan gula masih banyak dikonsumsi melebihi takaran seharusnya. Memang tidak banyak yang tahu, mengonsumsi gula berlebihan dapat merusak otak akibat stres yang terlalu ekstrem.

Begitu bukti itu muncul, Kementerian Kesehatan di Inggris dan Amerika Serikat mulai mendorong masyarakat di sana untuk mengurangi mengonsumsi gula. Perbanyak mengonsumsi buah-buahan dan madu alami, tubuh sudah mendapat asupan gula yang sesungguhnya.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (18/2/2016), penelitian tentang bahaya gula dilakukan tim dari University of New South Wales di Australia, Jayanthi Maniam dan Margaret Morris.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak lama merekomendasikan semua orang untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen dari energi harian yang dibutuhkan. Sebab, secara alami gula dapat ditemukan di dalam segelas jus buah (bukan jus kemasan) dan madu. Itu setara 50 gram atau 12 sendok teh sehari.

Jayanthi dan Margaret menggunakan tikus putih sebagai kelinci percobaan. Ada tikus yang diberikan makanan rendah lemak dan air putih, ada juga diberi susu, air, dan 25 persen larutan gula. Kedua kelompok tikus itu memang terserang stres di kehidupan awal penyapihan. Tapi perbedaan terlihat jelas dari waktu ke waktu.

Tikus yang diberi susu, air, dan larutan gula tidak mampu mengontrol stresnya dengan baik. Setelah 15 minggu, otak kedua jenis tikus diperiksa.

Stres di kehidupan awal dapat memengaruhi kesehatan mental dan fungsi otak, terutama bagian otak yang disebut hippocampus (pengontrol memori dan stres). Tikus yang tidak mengontrol stresnya dengan baik mengembangkan sejumlah penyakit terkait saraf.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya