3 Penyandang Disabilitas yang Memukau Dunia

Ketiga orang berikut ini mempunyai keterbatasan fisik, namun mereka tak menyerah pada keadaaan, justru mencatatkan prestasi.

oleh Muhammad Sufyan diperbarui 22 Mar 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 10:00 WIB
David Jacobs dan Komet Akbar
David Jacobs dan Komet Akbar

Liputan6.com, Jakarta Jika boleh memilih, tentu kamu akan memilih terlahir ke dunia dengan sempurna, di keluarga berada, terkenal, kaya, bahagia dan pintar. Tapi, sebagai makhluk Tuhan, kita hanya bisa berharap, tidak memutuskan.

Ketiga orang yang akan kita bahas berikut ini mempunyai keterbatasan fisik, namun mereka tak menyerah pada keadaan, justru mencatatkan prestasi yang menginspirasi.

Dian David Michael Jakobs 

Dian David Michael Jacobs adalah atlet tenis meja normal yang bermain kidal. Banyak orang meremehkan kemampuan David Jacobs karena kondisi tangan kanannya yang tak sempurna. Tapi, ia membuktikan kepada semua orang bahwa ia bisa berprestasi.

Beberapa prestasi gemilang yang diraih David Jacobs antara lain medali emas Singapore SEATTA 2001, medali emas PON 2004, medali perak SEA GAMES 2005, medali perunggu PON 2008, dan medali perunggu SEA GAMES 2009, medali perunggu Guangzhou ASIAN Paragames 2010.

Ia juga memenangkan tujuh medali emas pada Solo ASEANParagames 2011.DavidJacobs berhasil meraih medali emas padaItalianOpen pada bulan Maret 2012 danSlovakianOpen pada Juni 2012. Secara hitungan matematis,DavidJacobs pantas meraih medali diLondonParalympic 2012 karena saat ini dia menduduki peringkat tiga dunia. 

Ratna Indraswari Ibrahim

Ratna Indraswari Ibrahim, dikutip dari Wikipedia, merupakan seorang sastrawan produktif meski kemampuan fisiknya nyaris tak berfungsi normal. Dengan kondisinya yang memprihatinkan itu, ia menghasilkan sedikitnya 400 cerpen dan novel sejak berusia remaja.

Ratna sudah menandatangani kontrak dengan sebuah penerbit di Jakarta. Novel tersebut belum berjudul, menggarap romantika dunia aktivis di tengah pergolakan reformasi 1998. Namun novel itu tak akan pernah selesai karena ajal lebih dahulu menjemputnya pada tahun 2011 lalu.

Ade Irawan

Ade Irawan menderita tunanetra sejak lahir, sempat kehilangan rasa percaya diri, namun ia bangkit dan tekun mempelajari piano, alat musik kesukaannya. Sejak mengenal piano itulah ia terus berlatih dan menjadi pribadi yang berbeda. Ia belajar secara otodidak.

Kini ia telah menorehkan berbagai prestasi dan karya yang tak bisa dicapai oleh orang dengan indera yang lengkap. Dalam kurun 2006-2007, ia juga bermain di panggung festival Chicago, seperti "Chicago Winter Jazz Festival" dan "Chicago Jazz Festival" di Millennium Park, Chicago.

Setiap tahun, dari 2004 hingga 2007, Ade selalu meraih gelar juara pertama lomba cipta lagu antarsekolah di negara bagian Illinois. Kemahiran Ade membawakan musik jazz mempertemukannya dengan sejumlah “gembong” jazz dan blues di Amerika Serikat, seperti Coco Elysses-Hevia, Robert Irving III, Peter Saxe, Ramsey Lewis, John Faddis, Dick Hyman, Ernie Adams, dan Ryan Cohen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya