BPJS Kesehatan Ajarkan Pola Hidup Sehat ke Anak SMP

Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan akan memberikan edukasi hidup sehat pada sejumlah pelajar SMP

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Jul 2016, 21:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 21:00 WIB
20151105-Aksi Siswa SMP Tolak Iklan Rokok di Warung-Jakarta
Siswa SMP N 104 Jakarta memasang banner di salah satu warung di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (5/11). Aksi ini sebagai bentuk kesadaran tentang ancaman adiksi rokok terhadap anak-anak di sekolah melalui iklan (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan akan memberikan edukasi hidup sehat pada sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di 13 wilayah regional, 21 Juli mendatang.

Menurut Direktur Utama Fachmi Idris, kegiatan ini termasuk dalam program BPJS Kesehatan Goes to School yang sengaja menyasar anak SMP agar mereka peduli terhadap kesehatan dan menghindari rokok.

"Promosi pola hidup sehat pada generasi muda harus dilakukan sejak dini, sehingga diharapkan para pelajar SMP dapat terhindar dari risiko berbagai penyakit. Terlebih, usia 10-19 tahun termasuk kategori usia terbanyak dari total jumlah penduduk Indonesia," katanya, melalui siaran pers, Rabu (20/7/2016).

Tahun 2015, sebanyak Rp16,9 triliun atau 29.67 persen dana jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, dan sebagainya.

Penyakit katastropik cenderung terjadi karena faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. Kalau dibiarkan, hal ini dapat membawa dampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun.

Selain edukasi tentang pola hidup sehat, kegiatan ini juga akan memberi pemahaman bagi anak agar lebih peduli sesama dan saling bergotong royong.

"Mari kita bayangkan. Jika ada satu orang peserta JKN-KIS melakukan operasi jantung dengan biaya Rp160 juta rupiah, dengan iuran rata-rata Rp 51.000, maka diperlukan sebanyak 3.737 orang peserta JKN-KIS yang sehat dan membayar iuran. Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan," ujar Fachmi.

Oleh karena itu, peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan pola sehat sejak dini, para pelajar dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya