Penderita PTM Meningkat Akibat Pola Hidup Buruk

Sejak 2001 lalu, kematian akibat PTM meningkat hingga 49,9 persen.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 29 Jul 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2016, 11:00 WIB
Kongres InaHEA di Yogyakarta
Kongres InaHEA di Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta - Kementerian Kesehatan RI, Nila Moeloek, yang diwakili oleh drg. Tritarayati, SH, MH.Kes, staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kesehatan dalam pidatonya menyampaikan bahwa setiap tahun di Indonesia pasien dengan penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat.

Kondisi ini terjadi akibat tren perubahan perilaku hidup masyarakat yang menurun, seperti pola makan tak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta budaya merokok yang meningkat.

Sejak 2001 lalu, kematian akibat PTM meningkat hingga 49,9 persen, serta membutuhkan biaya tinggi, dan penggunakan teknologi mahal. Pada 2010 lalu, PTM menjadi penyebab terbesar kematian, dan cacat seperti stroke, jantung, kanker, dan diabetes.

"Mengubah perilaku menjadi tantangan utama untuk menurunkan angka penyakit tidak menular," jelasnya dalam pembukaan Kongres InaHEA bertema The Economics of Preventive Health Program, Tobacco and Health Equality Under JKN Policy, Yogyakarta, ditulis Jumat (29/7/2016).

Kementerian Kesehatan terus melakukan upaya dalam menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh PTM. Dengan tiga pilar utama yaitu menerapkan paradigma sehat, menguatkan fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, dan memperbaiki sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dalam data yang di keluarkan JKN, hingga Januari 2016 pasien penyakit jantung mencapai 905.223 orang, stroke 270.920 orang, diabetes 202.526 orang, kanker 133.966, dan ginjal sebanyak 77.726 orang. Angka tersebut sangat mempengaruhi penurunan produktivitas masyarakat di Indonesia.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya