6 Masalah Pernikahan yang Sering Diabaikan

Hal ini di luar masalah kurang komunikasi , campur tangan mertua, dan keuangan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Agu 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2016, 08:00 WIB
Pernikahan batal
Ilustrasi pernikahan batal (foto:dailymail.co.uk)

Liputan6.com, New York- Kurang komunikasi, campur tangan mertua, dan keuangan merupakan hal-hal yang sering jadi masalah pada hubungan pernikahan. Namun di luar itu masih banyak masalah dalam pernikahan yang bila didiamkan bisa membahayakan.

Berikut enam masalah dalam pernikahan yang sering disampaikan orang ketika mendatangi terapis pernikahan seperti dikutip laman Huffington Post, Kamis (11/8/2016).

1. Terlalu ketergantungan dengan pasangan

Ketika sudah menikah, ada banyak hal yang dilakukan bersama-sama. Mulai dari tidur hingga tidur kembali selalu bersama-sama. Hal ini menciptakan ketergantungan antara satu dengan yang lain. Namun ada kalanya ketergantungan terlalu berlebih sehingga membuat hubungan jadi tidak menyenangkan.

"Hal ini bisa mematikan hasrat seksual pada pasangan," kata psikolog asal San Diego, Amerika Serikat, Kristin Zeising.

Memberikan jeda dan jarak sejenak dalam hubungan menurut Zeising adalah solusinya. Dengan mengurangi sedikit ketergantungan, ini membuat hubungan jadi lebih berarti.

2. Pekerjaan rumah tangga yang terlalu dibebankan pada wanita

Banyak pasangan yang berjuang menyeimbangkan karir dan kehidupan rumah tangga. Namun urusan pekerjaan rumah tangga tidak terlalu dipikirkan, padahal hal ini menguras energi.

"Selama beberapa dekade, wanita diminta bertanggung jawab atas urusan rumah tangga. Sayangnya, wanita modern masih diberi tanggung jawab yang lebih pada urusan pekerjaan rumah tangga," kata terapis pernikahan, Susan Pease Gadoua.

Untuk mengatasi hal ini, Gadoua menyarankan konsep mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama-sama.

Meremehkan kebutuhan pribadi

3. Meremehkan kebutuhan ruang pribadi

Sejak menikah, pria dan wanita sudah melebur menjadi satu. Apapun dilakukan bersama-sama, hingga membuat masing-masing orang tidak memiliki ruang pribadi.

"Orang seringkali kehilangan diri sesudah menikah. Melakukan hobi masing-masing bisa jadi cara untuk tetap memiliki diri Anda sendiri," kata terapis hubungan, Liz Higgins.

4. Kurang mencintai diri sendiri

Merasa diri punya banyak kekurangan, tidak percaya diri bisa berdampak pada hubungan pernikahan. Bahkan menurut terapis pernikahan, Becky Whetstone, perasaan malu sering menjadi penyebab perceraian.

"Semakin kuat hubungan akan membawa hubungan jadi lebih sehat," kata Whetstone.

Jarang meminta maaf

5. Jarang meminta maaf

Saat sedang adu argumen maupun bertengkar, nada bicara jadi meninggi. Sayangnya, seringkali pasangan yang bersalah tidak meminta maaf. Hal ini kerap terjadi karena perasaan "ah, pasangan pasti akan memaafkan".

"Kita manusia yang mungkin punya sisi buruk, namun jika tidak menyadari dan mengakuinya dengan meminta maaf, akan sulit untuk mengontrol diri," kata Zeising.

6. Berasumsi tahu segalanya tentang pasangan

Pacaran sudah bertahun-tahun, lalu menikah bertahun-tahun sehingga tentu tahu sekali mengenai pasangan. Namun untuk menjaga cinta tetap hidup, Anda tetap harus mempertahankan sedikit misteri.

Ketika menemukan hal yang baru dari pasangan, kualitas cinta meningkat, seperti diungkapkan Higgins.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya