Wajah Bukan Mobil yang Kalau Rusak Bisa Diperbaiki

Jangan salah memilih produk estetika dan antipenuaan. Salah-salah wajah bisa rusak. Wajah bukan mobil yang kalau rusak bisa diperbaiki

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Sep 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 16:30 WIB
Ilustrasi wajah. Foto: Marieclaire
Ilustrasi wajah. Foto: Marieclaire

Liputan6.com, Jakarta Tren merawat kulit wajah dan antipenuaan tidak hanya milik kalangan kelas A (sangat kaya) . Masyarakat kalangan kelas C (miskin) juga ingin tampil keren dan mulai sadar bahwa jerawat bisa menurunkan kepercayaan diri mereka.

"Ketika mau wawancara kerja yang dilihat penampilan. Bau badan atau bau mulut atau tidak. Pakai bajunya sesuai ukuran tubuh tidak. Dari situ saja sudah terlihat bahwa penampilan adalah hal utama," kata Dr Sonia Wibisono di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Rabu (15/9/2016) siang.

Tidak cuma itu, Sonia juga melihat terjadi pergeseran cukup banyak kaum pria yang mulai memerhatikan penampilan terutama wajah untuk bersosialisasi. "Dari situ juga yang membuat klinik kecantikan jadi booming di sini. Dan banyak selebritis yang membuka usaha klinik atau produk kecantikan," kata Soni Wibisiono menambahkan.

Sonia mengatakan, daripada salah memilih produk atau klinik kecantikan, tidak ada salahnya untuk berkunjung ke pameran layanan estetika medis terbesar di dunia SWAM Beauty Aesthetic Expo yang akan diadakan 2 sampai 4 Desember 2016.

"Karena kalau salah pilih, bisa-bisa kena infeksi. Kalau cuma infeksi dan bernanah doang masih bisa disembuhkan. Tapi kalau sampai meradang dan yang paling parah sulit diapa-apain kan bahaya," kata Sonia.

"Muka itu bukan mobil yang kalau rusak bisa direparasi. Masing-masing orang memiliki alergi dan tipe muka yang berbeda-beda. Tidak selalu sama penanganannya," kata Sonia menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya