Liputan6.com, Jakarta Jantung anak terbentuk sempurna di tiga bulan pertama usia kandungan ibu. Ketika ada gangguan di masa awal kehamilan, anak berisiko mengalami penyakit jantung bawaan (PJB).
Dokter Spesialis Jantung Anak Siloam Heart Institute (SHI), Prof dr Ganesja Harimurti, SpJP(K), mengatakan bahwa penyakit jantung bawaan pada anak terjadi begitu jabang bayi keluar dari janin ibu. Tidak harus menunggu sampai anak besar. Karena PJB ini berbeda dengan penyakit jantung koroner.
Baca Juga
"Anak lahir itu sudah ada jantung bawaan. Bukan di umur 10 tahun baru jadi penyakit jantung bawaan," kata Prof Ganesja di Board Room Gedung A, Siloam Hospital Kebon Jeruk, Selasa (20/9/2016)
Advertisement
Prof Ganesja menambahkan, penyakit jantung bawaan pada anak persis seperti kondisi anak dengan bibir sumbing lantaran sekat otot jantung yang tidak tersambung. "Mungkin sewaktu masa pertumbuhan di dalam perut ibunya tidak berkembang sempurna. Padahal kondisi semacam ini bisa terlihat dengan USG," ujar Ganesja.
Penyakit jantung bawaan pada anak jarang sekali terdengar. Tidak seperti penyakit jantung koroner yang menimpa orang dewasa. Padahal, jelas Ganesja, kasusnya di Indonesia cukup banyak.
Ganesja menjelaskan, penyakit jantung bawaan merupakan kelainan pada struktur jantung atau anatomi jantung. Dan telah menjadi masalah kesehatan yang kurang mendapat perhatian.
"Bayangkan saja, masa hidup anak saat ini mencapai umur 70 tahun. Sepanjang dia dari lahir sudah dengan kondisi semacam itu, tentu akan menjadi masalah untuk keluarganya juga," kata Ganesja.
Angka kesakitan dan kematian dari penyakit jantung bawaan pada anak memang cukup bermakna. Dari semua penyakit bawaan yang menimpa seorang anak, penyakit jantung bawaan ini menyumbang angka kematian terbesar.