Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda dibuat kesal, kecewa, marah atau mengalami respon buruk serupa dalam bentuk lain oleh seseorang? Mungkin ini adalah pertanyaan konyol karena tentunya setiap orang pernah dihadapi sosok yang membuat harinya atau hidupnya bak mimpi buruk.
Tapi ada satu hal penting yang patut dipertanyakan kepada diri Anda sendiri jika pernah merasakan hal tersebut, baik di masa lalu atau pun yang baru saja dialami beberapa waktu lalu. Apakah Anda betul-betul sudah melepaskan apa pun perasaan negatif yang tentunya mengiringi suasana hati Anda ketika berhadapan dengan sosok pembawa malapetaka itu?
Baca Juga
Terkadang seseorang mengaku dirinya sudah melupakan perasaan negatif tersebut namun hanya sebatas omongan saja lantaran hatinya masih kesulitan untuk bisa ikhlas atau pun tulus menerima apa pun bentuk kejahatan yang diberikan atau ditunjukkan oleh pihak lain yang bersangkutan dan dianggap musuh itu.
Advertisement
Alasannya beragam, mulai dari gengsi hingga kepentingan bisnis, seseorang bisa rela berpura-pura sudah menerima kesalahan orang lain demi hal-hal yang sejujurnya tidak seberharga kesehatan mental dan jiwanya yang diyakini akan rusak atau ternodai nantinya karena sudah mengumpulkan rasa dendam.
Perasaan dendam mungkin sudah menguasai seseorang sepenuhnya dan memang tidak bisa dengan mudahnya kita memintanya untuk menerima perbuatan keji dengan lapang dada lantaran kita mungkin tidak pernah tahu apa yang ia lalui atau rasakan, kita hanyalah bisa membayangkannya saja.
Mengutip Elite Daily, Selasa (1/11/2016), kebanyakan orang yang memendam rasa dendam berlebih sangat mungkin termotivasi atau tergerak untuk melakukan aksi yang sama kejamnya atau mungkin lebih, dengan harapan hal tersebut bisa membuatnya lebih puas secara lahir dan batin.
Ini sangatlah perlu diwaspadai karena aksi kejam itu bukan hanya sekedar mencemari nama baik atau membuat sosok yang dianggapnya musuh itu menangis atau keluar amarahnya sebagaimana ia telah memicu itu dahulu kala.
Aksi kejam itu bisa dilampiaskan dengan cara menyakiti fisik, mental bahkan memungkinkan seseorang untuk membunuh serta mengancam orang-orang yang ada di sekitarnya.
Hal ini sangatlah berbahaya lantaran dampaknya luar biasa dan bisa merajalela hingga pihak-pihak yang sebetulnya tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah tersebut.
Bagi kalian yang dikuasai rasa dendam, ingatlah bahwa perasaan dendam itu tidak akan menyelesaikan masalah, tidak menjamin kepuasan atau pun rasa tenang, tidak memberikan kepastian bahwa kedepannya akan selalu aman, tidak menjadikan Anda pemenangnya dalam suatu masalah dan bukan cerminan sifat yang dewasa.
Meski sulit tapi Anda harus bisa menenangkan diri terlebih dahulu dan mengukur kelebihan serta kekurangan segala bentuk aksi yang akan Anda telah rencanakan untuk dilaksanakan.
Jika betul-betul melakukan aksi jahat, Anda akan justru membuat diri Anda menjadi merasa bersalah, sedih, kecewa akan diri Anda sendiri dan membuat diri Anda selevel atau setingkat dengan mereka yang telah memperlakukan Anda dengan sangat keji.
Masalah pun berkelanjutan dengan trauma serta gangguan kejiwaan lainnya hanya menyiksa Anda seorang diri tanpa membuat orang yang anggap musuh itu menyesal.
Jadi, pilih mana? bersabar mencari jalan keluar dari masalah yang sangat rumit ini atau memperpanjangnya dengan aksi kejam yang akan justru membuat Anda menjadi penjahatnya?