Hindari Makanan Instan Saat Sakit Telinga

Mengonsumsi makanan kemasan menimbulkan infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan peradangan

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 04 Nov 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2016, 14:30 WIB
Hindari Makanan Kemasan Kala Sakit Telinga. Source: Scene Newspaper
Hindari Makanan Kemasan Kala Sakit Telinga. Source: Scene Newspaper

Liputan6.com, Jakarta Saat kondisi tubuh tidak sehat, semua makanan akan terasa tidak nikmat. Bahkan ada beberapa makanan yang membuat kondisi tubuh semakin memburuk. Hal ini mengharuskan Anda harus pintar-pintar memilih makanan.

Kristine Arthur, MD, seorang internist dari Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, Calif, mengatakan, saat telinga terasa sakit, makanan yang paling dipantang adalah makanan instan.

"Secara umum makanan memang tidak memiliki korelasi yang rinci terhadap sakit telinga, tetapi yang sering terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan instan adalah risiko infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan peradangan sehingga memperlambat proses penyembuhan sakit telinga," katanya dikutip dari Abc News, ditulis Kamis (3/11/2016).

Berikut tiga kondisi dan pantangan makanan lainnya :

Mual

James Lee, MD, gastroenterologist dari St. Joseph Hospital, Orange, Calif, menjelaskan bahwa saat mual, kondisi lambung yang tidak normal akan semakin buruk jika individu mengonsumsi makanan berminyak, pedas, kafein, alkohol, dan minuman berkarbonasi lainnya.

Sakit tenggorokan

Menurut pemilik Foodtrainers.com dan penulis The Little Book of Thin (Perigee 2014), Lauren Slayton, RD, makanan dan minuman yang akan memperburuk kondisi tenggorokan itu adalah makanan dengan suhu panas, keripik kentang, kacang-kacangan, dan granola.

"Jus yang berasal dari buah sitrus dan sayuran mentah dapat mengiritasi tenggorokan," kata Slayton.

Sakit kepala

Ras sakit kepala akan semakin buruk jika Anda mengonsumsi makanan dan minuman dengan pemanis buatan, MSG, keju tua, cokelat, anggur merah, hot dog, dan buah kering.

"MSG dan kandungan tyramine akan meningkatkan tekanan darah yang dapat memicu sakit kepala," ujar Arthur.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya