Rendahnya Peluang Hamil pada Peminum Pemanis Buatan

Benarkah wanita yang gemar minum minuman mengandung pemanis buatan sulit hamil?

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 18 Nov 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 17:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Wanita yang secara rutin senang mengonsumsi minuman mengandung pemanis buatan seperti diet soda, peluangnya untuk bisa hamil jadi berkurang.

Para peneliti yang berasal dari Federal University of Sao Paulo  mewawancarai 524 wanita yang tengah menjalani program bayi tabung. Guna mencari tahu mengenai makan dan minuman yang mereka konsumsi.

Hasil penelitian menunjukkan, ditemukan adanya hubungan antara pemanis buatan non-kalori (sakarin dan sucralose) dengan ketidakmampuan meningkatkan kesuburan. Kemudian, penggunaan gula sintetis dalam minuman ringan dan kopi, terkait dengan kualitas sel telur dan embrio yang jelek.

"Sementara itu, kopi tanpa gula tidak berpengaruh pada kualitas telur ataupun peluang kehamilan,” kata para peneliti seperti dilansir dari Womansday, Jumat (18/11/2016).

Namun, beberapa ahli mempertanyakan studi tersebut lantaran kurangnya informasi mengenai berat badan serta penggunaan data dari pasien program bayi tabung. Menurut ketua dari British Fertility Society, Professor Adam Balen, temuan mereka tetap harus ditanggapi secara serius.

“Ini merupakan studi yang sangat menarik, karena menunjukkan efek dari pemanis buatan yang ditemukan dalam minuman ringan atau ditambahkan ke dalam minuman seperti kopi, yang mungkin memiliki efek signifikan pada kualitas dan kesuburan telur wanita. Dan hal ini bisa berlanjut pada kemungkinan pembuahan,” kata Profesor Balen.

Ia menambahkan,”Harus ada pengawasan lebih mengenai zat aditif dalam makanan serta informasi yang lebih baik dan tersedia untuk masyarakat umum, khususnya mereka yang ingin hamil."

Penelitian ini muncul beberapa bulan setelah para peneliti di University of Sydney menemukan bahwa minuman diet bisa memiliki dampak negatif pada metabolisme tubuh. Sehingga sudah ada cukup banyak bukti yang menunjukkan bahwa pemanis buatan sama buruknya dengan gula biasa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya