Liputan6.com, Jakarta Aksi mencemooh orang lain yang berat badannya melampaui batas normal semakin sering terlihat di kalangan masyarakat. Untuk sebagian orang, aksi ini mungkin dianggap tidak menyakitkan, dan hanya suatu bentuk bercandaan yang dilakukan setiap orang sebagai tanda kasih sayang terhadap orang-orang terdekatnya.
Faktanya, meledek orang lain sambil berat badan berlebih tidak hanya membuatnya sakit hati saja, tapi juga bisa menimbulkan gangguan kronis pada kesehatan fisiknya.
Sebuah penelitian yang belum lama ini diterbitkan dalam Journal Obesity mengungkap adanya peningkatan risiko mengidap penyakit diabetes, jantung, dan stroke pada orang-orang yang kerap diperolok karena memiliki berat badan berlebih.
Advertisement
“Tidak hanya menyebabkan sakit hati yang diperkeruh dengan stres, depresi, ketidakpuasan dan jiwa yang kurang percaya diri, hinaan terhadap orang dengan berat badan berlebih memungkinkannya mengidap penyakit berskala akut,” Pemimpin penelitian, Rebecca Pearl menuturkan kepada Huffington Post, mengutip Senin (6/2/2017).
Pearl menambahkan, “Orang itu salah kalau berpikiran dengan mereka mengatai-ngatai temannya gendut, temannya itu akan termotivasi untuk kurus. Mereka harus pikirkan dampak lain yaitu kesehatan mental dan fisik yang sangat mungkin tidak ditunjukan teman yang ditargetkannya itu.”
Penelitian yang dipimpin Pearl itu pasalnya mengevaluasi kondisi internal tubuh 159 orang dengan berat badan berlebih yang telah mendapatkan ejekan menyayat hati dari orang lain.
Hasilnya, hampir semua peserta penelitian mengalami sindrom metabolisme atau kondisi meroketnya kandungan triglyceride, HDL kolesterol dan glukosa dalam tubuhnya akibat tekanan mental dikata-katai ‘gendut’ atau ‘gemuk’ oleh orang lain.
Temuan ini merupakan sebuah peringatan kepada semua orang untuk berpikir dua kali apabila berniat untuk mencemooh orang lain dengan berat badan berlebih.