Liputan6.com, Melbourne, Australia Testosteron tidak hanya berguna untuk mengubah lemak jadi otot dan membuat tubuh kuat. Namun, hormon pria satu ini juga melindungi kaum Adam dari timbulnya asma, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Medicine pada 8 Mei 2017.
Baca Juga
Advertisement
Ternyata testosteron bertanggung jawab terhadap sel imun tertentu yang mengaktifkan asma alergi menjadi tidak aktif.
Studi ini dilakukan sesudah serangan badai asma (thunderstorm asthma attack)Â di Melbourne, Australia. Akibat tragedi yang terjadi pada November 2016, hampir 10.000 masyarakat di sana mengunjungi rumah sakit akibat gejala alergi asma selama dua hari. Alergi terjadi dipicu adanya kelebihan serbuk sari.
Untuk meneliti serangan asma yang terjadi, para peneliti menyelidiki sistem kekebalan tubuh tikus. Mereka menemukan, sel limfoid bawaan, yang juga disebut ILC2s, diduga memicu gejala asma berhenti berproduksi saat dimasukkan testosteron.
"Testosteron langsung bekerja pada ILC2s dengan menghambat proliferasi--fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel--sel tersebut. Pada pria, Anda memiliki lebih sedikit ILC2 di paru-paru. Ini berkaitan langsung dengan penurunan tingkat keparahan asma," kata peneliti Cyril Seillet dari Walter and Eliza Hall Institute di Melbourne, dikutip dari Men's Fitness, Rabu (10/5/2017).
Penelitian menemukan testosteron dapat memengaruhi alergi asma, sehingga bisa menjadi cara baru yang potensial untuk mengobati asma.
Temuan tersebut berarti, terapi di masa depan mungkin melibatkan sel hormonal kekebalan ini untuk mengobati atau mencegah asma. Penyakit lain, seperti kanker payudara sudah diobati menggunakan cara hormonal serupa.