Liputan6.com, Jakarta Merokok maupun menghirup asap rokok saat hamil meningkatkan risiko anak yang dilahirkan rentan alergi. Seperti dipaparkan dokter spesialis anak yang mendalami alergi, Zakiudin Munasir.
"Asap rokok ini mengganggu barrier pertahanan saluran pernapasan. Pada saat ibu hamil merokok, janin tidak menghirup asapnya, tapi bisa masuk lewat plasenta, dan hal ini memengaruhi bayi," kata dokter Zaki dalam acara Platinum Kids Olympics di Jakarta Selatan pada Minggu (14/5/2017).
Baca Juga
Paparan asap rokok ini membuat bayi yang awalnya memiliki pertahanan terhadap berbagai rangsangan atau zat menjadi lebih lemah. Sehingga bisa membuat anak alergi terhadap zat atau rangsangan tersebut.
Advertisement
Guna menurunkan risiko alergi pada anak, dokter Zaki menyarankan ibu hamil tidak merokok selama hamil dan setelah bayi lahir. Selain itu, juga melakukan tindakan berikut:
1. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
2. Selama hamil dan menyusui, ibu tidak perlu menghindari makanan yang sering menimbulkan alergi seperti telur, kacang-kacangan, ikan, makanan laut dan susu sapi. Hindari makanan yang membuat ibu alergi saja.
3. Kenalkan makanan pada pada bayi dimulai saat usia enam bulan.
4. Tidak ada penundaan pemberian telur, kacang, ikan, dan makanan lainnya ketika Si Kecil mulai mendapat pengenalan makanan padat. Baru ketika si Kecil memperlihatkan reaksi alergi terhadap makanan tersebut hentikan pemberiannya.