Liputan6.com, Stockholm: Ilmuwan Inggris Robert G. Edwards meraih hadiah Nobel bidang Kedokteran 2010. Ia adalah pelopor penerapan teknologi bayi tabung. Terobosan itu telah mewujudkan impian ribuan pasangan tidak subur untuk memiliki keturunan.
Penyelenggara Nobel pun memutuskan menganugerahkan penghargaan bergengsi tersebut lantaran Edwards dinilai berkontribusi pada pengembangan in vitro fertilization (IVF). Pengumuman pemenang dilakukan di Stockholm, Swedia, Senin (4/10) waktu setempat. Selain penghargaan Nobel, peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris, itu akan mendapat hadiah 10 juta crown Swedia atau US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 13,4 miliar.
Bersama sang mitra Patrick Steptoe, Edwards mengembangkan teknik yang kini dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) sejak 1950-an. Dengan teknik ini, pembuahan dilakukan di luar tubuh manusia. Selanjutnya, ditanam kembali di rahim dalam bentuk embrio manusia.
Advertisement
Penelitian tersebut mulai membuahkan hasil pada 1969. Ketika itu Edwards dan Steptoe berhasil melakukan pembuahan sel telur manusia di luar rahim. Kemudian pada 1972, kedua ilmuwan ini berhasil menanamkannya kembali ke dalam rahim.
Pada 1978, bayi pertama yang dihasilkan melalui teknologi bayi tabung lahir dengan selamat, tepatnya pada 25 Juli 1978. Bayi berjenis kelamin perempuan itu diberi nama Louise Brown.
Sayangnya, Patrick Steptoe tidak sempat menyaksikan mitranya tersebut mendapat anugerah Nobel. Steptoe lebih dahulu meninggal dunia pada 1988.
Edwards memenangkan hadiah Nobel di usia 85 tahun. Edwards berhasil mengungguli kandidat kuat lainnya seperti ilmuwan Jepang, Shinya Yamanaka yang mengembangkan proses stem cell tanpa kloning.
Hadiah Nobel untuk bidang Kedokteran diumumkan pertama kali mulai, 4 Oktober. Selanjutnya, Komite Nobel akan mengumumkan pemenang bidang Fisika pada Selasa, bidang Kimia pada Rabu, Sastra pada Kamis, hadiah Nobel Perdamaian pada Jumat dan terakhir bidang Ekonomi pada Senin mendatang.
Robert G. Edwards adalah ilmuwan Inggris yang merintis teknologi bayi tabung. Inovasi tersebut telah mewujudkan impian ribuan pasangan tidak subur untuk mendapatkan keturunan.
Edwards lahir dengan nama Robert Geoffrey Edwards September 1925. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di Manchester Central High School, ia melanjutkan studinya ke University College of North Wales (UCNW) di Bangor.
Setelah lulus dengan gelar D.Sc pada 1962, ia sempat bekerja di California institute of Technology. Kurang lebih setahun kemudian, ia memimpin National Institute for Medical Research di London dengan masa jabatan selama lima tahun.
Selesai masa tugas, ia melanjutkan pendidikan di Institute of Animal Genetics, University of Edinburgh hingga meraih gelar Ph.D (doktor) pada 1955. Ketika itu, ia mulai merintis teknologi pembuahan di luar tubuh dengan obyek penelitian masih berupa tikus.
Pada 1963, ia masuk ke Cambridge University dan bertemu dengan mentornya, Patrick Steptoe. Bersama Steptoe, Edwards mengembangkan teknologi bayi tabung yang kini dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) dan menghasilkan bayi pertamanya yang lahir 25 Juli 1978 dan diberi nama Louise Brown.
Menyusul kesuksesan tersebut, Edwards mendirikan klinik bayi tabung pertama di Bourn Hall, Cambridge pada 1980. Di tahun yang sama, lahirlah bayi tabung pertama di Amerika. Sejak saat itu perkembangan bayi tabung makin pesat. Pada 1990, teknologi IVF tercatat menghasilkan 4.000 bayi di seluruh Amerika Serikat dan terus melejit hingga mencapai 28.500 bayi pada 1998.
Pada 2001, Edwards mendapat penghargaan atas teknologi IVF yang dikembangkannya. Penghargaan yang diberikan oleh Lasker Foundation itu adalah Albert Lasker Clinical Medical Research Award.(ANS/Xinhua/Reuters)