Liputan6.com, Amerika Serikat Tragedi World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001 meninggalkan jejak kelam. Adanya paparan awan debu saat dua pesawat menabrakkan diri ke menara WTC ternyata menimbulkan permasalahan penyakit jantung dan pernapasan di kemudian hari.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari laman CNN, Selasa (12/9/2017), temuan ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Injury Epidemiology pada Juli lalu. Penelitian ini hanya melibatkan orang dewasa dan tidak melibatkan anak-anak.
"Kami menemukan, ada kelompok orang tertentu yang terkena paparan akut karena awan debu. Mereka mengalami permasalahan kesehatan, seperti serangan jantung juga angina (sejenis nyeri dada). Diketahui awan debu juga bisa memicu masalah pernapasan, seperti asma dan pernapasan lainnya," kata Dr Robert Brackbill, direktur penelitian World Health Center Health Registry.
Temuan lain, kelompok orang yang mengalami langsung peristiwa WTC 9/11 juga terkena post-traumatic stress disorder (PTSD)--trauma karena stres dari peristiwa mengerikan.
"Mereka mungkin mengalami gangguan stres pascatrauma. PTSD adalah faktor risiko penyakit jantung, lanjut dr Robert.
Â
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Gangguan kesehatan lain
Pada kelompok orang lainnya tidak ditemukan adanya PTSD. Mereka juga tidak memiliki masalah kesehatan. Jadi, ada banyak orang yang terus melanjutkan hidup tanpa harus mengalami PTSD dan penyakit jantung.
Gangguan kesehatan yang telah dikaitkan pasca tragedi WTC 9/11, mencakup luka traumatis akut, gangguan pernapasan dan pencernaan, kanker, gangguan mental, dan muskuloskeletal (gangguan fungsi sendi). Data tersebut dikumpulkan oleh World Trade Center Health Program.
Sementara itu, paparan awan debu WTC 9/11 pada anak-anak akan dipantau kesehatan.
Advertisement