Liputan6.com, Ottawa, Kanada Catt Gallinger, 24 tahun, dari Ottawa, Kanada membuat tato di tubuhnya pada awal bulan ini. Jenis tato yang dilakukan berupa tato sclera--prosedur modifikasi tubuh yang melibatkan tato pada bola mata (eyeball tattoo). Akibatnya, ia kehilangan penglihatan sebagian setelah melakukan prosedur tato.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan Catt juga berisiko mengalami kebutaan. Dilansir dari Global News, Jumat (29/9/2017), dia menceritakan pengalamannya lewat unggahan status dan video di Facebook.
Tato sclera sebenarnya tidak aman dan para dokter menentangnya. Tapi Catt berani melakukan prosedur tersebut.
Catt juga melakukan sesi tanya jawab kepada pengikutnya lewat video Facebook Live. Catt termasuk wanita yang gemar modifikasi tubuh lewat tato. Tato pun sudah ada di lidahnya. Ia berani melakukan tato sclera demi eksplorasi hasrat bertatonya.
Sayangnya, prosedur tato sclera dilakukan oleh seorang profesional (seniman tato) yang tidak memenuhi syarat. Catt baru menyadari setelah tato dilakukan pada 5 September lalu.
"Selama dua minggu pertama (setelah menato), dia (orang yang menato Catt) terus berkata, tato bola mata akan baik-baik saja. Tapi saya merasa penglihatan tidak normal. Semua orang yang melakukan tato sclera tidak bermasalah soal tatonya dalam waktu seminggu," kata Catt.
Karena curiga, Catt menemui dokter spesialis mata. Dokter bekerja secepat mungkin untuk membantu menghentikan beberapa kerusakan pada matanya. Dokter juga bicara soal pengangkatan bola mata Catt.
"Alasan mereka mengangkat mata saya karena begitu banyak tinta tato yang bergerak ke retina. Ini bisa menyebabkan kerusakan saraf. Tapi minggu depan baru akan ditentukan bagaimana pilihan bedah yang tepat agar kelebihan tinta di bola mata bisa dikeluarkan," lanjut Catt.
Simak video menarik berikut ini:
Kesalahan prosedur
Sejauh informasi yang diperoleh, sang seniman tato melakukan serangkaian kesalahan, termasuk menyuntikkan tinta tato ke bola mata secara berlebihan. Ia juga gagal mencairkan tinta dengan larutan garam--artinya tinta yang digunakan masih kental. Dan ia pun menggunakan jarum yang terlalu besar.
Saat disuntikkan, jarum itu terlalu masuk ke dalam mata. Kesalahan prosedur ini tidak diberitahukan kepada Catt. Catt akan mengajukan tuntutan kelalaian kriminal.
"Saya sarankan, satu-satunya orang yang seharusnya melakukan hal ini (tato sclera) adalah ahli bedah atau dokter yang berpengalaman dan bersertifikat. Prosedur tato sclera ini terlalu berisiko tinggi," tambah Catt.
Saat ini, penglihatan mata kanan Catt kabur. Penglihatan tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Catt juga harus memakai kacamata.
Advertisement
Tidak aman
Tato sclera adalah bentuk modifikasi tubuh yang relatif baru. Para dokter sangat menentangnya.
"Ini tidak aman. Tinta tato yang masuk ke dalam bola mata akan berada di bawah jaringan selaput lendir, yang melapisi bola mata. Anda akan berpotensi kena tinta beracun. Ini karena tinta itu terus bergerak dan bisa menyebar ke seluruh tubuh. Jika tinta itu di mata, Anda akan menjadi buta," kata Dr Setareh Ziai, asisten profesor bidang ilmu mata di University of Ottawa Eye Institute.
Yang lebih parah, tato sclera tidak seperti tato yang terlukis di kulit. Tato sclera bersifat permanen. Catt juga mengatakan, efek jangka panjang tato sclera tidak diketahui. Demi menunggu pemulihan, ia akan rutin memeriksakan kondisi matanya.
"Untuk saat ini, saya akan tes mata tiap beberapa bulan sekali. Mungkin tiap tahun juga. Ini demi memastikan kondisi mata tidak semakin buruk," ujarnya.