Begini Syarat Jadi Prajurit TNI Angkatan Laut (1)

Tak mudah untuk menjadi prajurit TNI Angkatan laut, tes kesehatannya berlapis.

oleh Doddy Irawan diperbarui 05 Okt 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2017, 17:00 WIB
Pergantian Pejabat TNI AL
Acara ini dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi. (Liputan6.com/Muslim AR)

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit orangtua menginginkan anaknya jadi tentara. Tak sedikit juga anak dan remaja yang bercita-cita menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan banyak pula mertua yang pengin punya menantu tentara. Seseorang dengan seragam TNI terlihat sangat gagah, kokoh, sehat, dan kuat.

Memperingati HUT TNI Ke-72 yang bertemakan “Bersama Rakyat, TNI Kuat” dan jatuh pada hari ini, Kamis (5/10/2017), Health-Liputan6.com mencoba mengumpulkan informasi pada Sahabat Liputan6.com yang ingin bergabung menjadi TNI.  

Pertama, Anda perlu menentukan mau bergabung di mana: apakah Angkatan Laut, Angkatan Udara, atau Angkatan Darat? Jika Anda tertarik untuk berseragam TNI Angkatan Laut, misalnya, tentu ada sejumlah persyaratan. Bukan hanya postur tinggi dan sehat jasmani semata, namun ada hal lain yang perlu dicermati, seperti misalnya syarat administratif pribadi berupa kartu tanda penduduk (KTP) dan pendidikan (ijazah terakhir).

Apa lagi selain syarat administratif yang perlu dipenuhi? Pelda TNI AL, Syarifah K.I yang kami hubungi berbaik hati memberi tahu syarat mudah untuk bisa menjadi tentara. 

"Setelah syarat administratif lolos, maka akan ada tes kesehatan. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali. Tes pertama biasanya adalah tes bagian luar tubuh seperti mengukur postur (tinggi dan berat badan) atau disebut Antropometrik. Misalnya kaki tak boleh berbentuk X ataupun bengkok," jelas tentara wanita TNI Angkatan Laut yang telah mengabdi kepada negara selama 20 tahun, saat dihubungi via telepon, Kamis (5/10/2017).

Setelah proses itu lolos, tes selanjutnya adalah pemeriksaan mata, gigi, THT, kulit, alat reproduksi, anus, dan varises.

"Mata, misalnya. Tidak boleh buta warna atau rabun. Untuk bintara atau yang masuk dengan lulusan SMA/sederajat, tidak boleh memakai kacamata. Kalau yang lulusan S1 atau profesi, boleh memakai kacamata, asal minusnya tidak banyak," imbuh tentara yang akrab disapa Uni Sari tersebut.

 

Simak juga video menarik berikut:

 

Pemeriksaan Tato sampai Amandel

Sari melanjutkan, setelah mata, giliran gigi yang akan diperiksa. Wanita yang berpangkat setara Letnan ini juga menganjurkan agar calon tentara rajin memerhatikan kesehatan giginya.

"Gigi harus sehat. Tidak boleh ada yang bolong," papar tentara yang membidangi bagian Dukkes (Dukungan Kesehatan).

Sari yang selalu dilibatkan kalau ada perekrutan calon bintara maupun perwira melanjutkan menjelaskan, tes kesehatan luar tubuh ini dilakukan sangat detail. Mulai dari pemeriksaan amandel, kulit, varikokel, hernia, hemorhoid (ambeien), sampai hal seperti tindik atau tato.

"Pelamar yang memiliki tato, akan digugurkan, meski bentuknya sangat kecil dan menyerupai tahi lalat. Begitu juga dengan tindik. Seleksinya sangat ketat, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki," lontar tentara berhijab ini.

"Untuk amandel, kalau hasilnya T3 gugur, namun kalau masih T1 atau T2, masih diperbolehkan. Infeksi saluran kemih juga ketat pemeriksaannya, selama sel darah putihnya tidak melebihi 10.000, masih aman," jelas tentara yang dinas bergantian di RS TNI AL Dr. Mintohardjo dan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal).

Itu baru tes kesehatan pertama. Kalau itu lolos, Sari menuturkan, tes akan berlanjut pada psikotes, tes akademik dan lalu ke tes kesehatan kedua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya