Makan Apel sama Kulitnya Tidak Dianjurkan, Ini Kata Ahli Gizi

Kenapa tidak dianjurkan makan buah apel bersama kulitnya?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Okt 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2017, 18:30 WIB
Jelajah Gizi Malang 2017
Jelajah Gizi Malang 2017. (Liputan6.com/Adiitoo Prawira)

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi satu buah apel setiap hari dapat mencukupi 30 persen kebutuhan serat kita. Tidak hanya kaya vitamin, kalsium, dan zat besi, buah berdaging putih ini tinggi kandungan serat dan air. Sampai-sampai banyak di antara kita yang gemar makan apel bersama kulitnya.

"Tapi saya tidak menganjurkan itu, kecuali kalau kita yakin apel itu organik. Tidak disemprot sama sekali," kata ahli gizi dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Prof Ir Ahmad Sulaeman MS PhD, saat mengunjungi kebun apel di Kota Batu, Jawa Timur, bersama pemenang Jelajah Gizi Malang 2017 pada Jumat, 13 Oktober 2017.

Menengok kebiasaan orang Indonesia yang senang membeli apel Washington dan sejenisnya (ketimbang apel lokal seperti apel Malang), Ahmad menekankan bahaya di balik lilin yang melapisi kulit buah apel itu.

Lapisan lilin ini untuk mengawetkan apel selama pengiriman ke Indonesia. Pengiriman ini butuh waktu yang tidak sebentar, paling cepat tiga minggu.

"Ada juga yang sampai enam bulan," kata Ahmad menambahkan.

Memetik Apel Malang dari Kebunnya Langsung Bersama Jelajah Gizi Malang 2017

Terlepas dari lilin yang sebenarnya aman dikonsumsi karena merupakan "food grade", kulit apel mengandung residu pestisida.

"Kami sudah mengecek tak ada satu pun buah impor yang bebas pestisida," kata Ahmad. Berbeda dengan apel Malang yang bisa dipastikan tidak disemprot.

Meski dinilai lebih aman ketimbang apel Washington, Ahmad tetap menyarankan untuk mengupas kulit apel sebelum disantap. Menurut dia, serat tak hanya ada pada kulit, tapi di bagian daging juga cukup banyak.

"Kalau mau dapat serat yang lebih banyak dari buah apel, mending dijus," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya