Liputan6.com, Jakarta Pelukan biasa ditujukan bagi pria dan wanita atau sesama wanita. Hal tersebut terbilang wajar. Namun, ada anggapan yang terjadi bila sesama pria saling pelukan. Mereka dianggap gay.
Baca Juga
Advertisement
Kory Floyd dari Arizona State University dan Mark Morman dari Baylor University di Waco, Texas, mendedikasikan karier mereka untuk mempelajari pelukan pria.
Pria jarang bertahan memeluk lebih lama dari satu detik, kata Floyd. Pria pun secara cepat mulai menganggap pelukan sesama pria itu romantis. Selain itu juga bermakna ramah dan bersahabat.
Pria juga mengombinasikan antara jabat tangan dan pelukan. Pria akan saling jabat tangan, memeluk, kemudian menepuk bahu.
Menurut Morman, ketakutan antarpria saling berpelukan dianggap gay memang terjadi.
"Beberapa pria khawatir, jika mereka memeluk pria lain, maka akan dipandang sebagai gay," katanya, dikutip dari Seattle Pi, Rabu (27/12/2017).
Simak video menarik berikut ini:
Suasana emosional di lingkungan
Pelukan antarlelaki kerap terjadi di Amerika. Pelukan terjadi dalam konteks tertentu. Semakin lingkungan bernuansa emosional, makin banyak kebebasan pria untuk saling berpelukan.
"Jika Anda berada di kantor, umumnya tidak ada banyak emosi di sana. Tapi saat pernikahan atau pemakaman, bahkan saat kompetisi olahraga di lapangan, pria biasa saling memeluk tanpa ragu," lanjut Morman.
Dalam kompetisi olahraga, pria biasa memeluk usai pertandingan atau saat meraih kemenangan. Pelukan termasuk bentuk sapaan, selain jabat tangan.
Di Amerika, jabat tangan dan pelukan bercampur. Jabat tangan tetap menjadi sapaan standar. Tapi beberapa pria saling memeluk dengan senang hati.
Menurut Michael Flocker, penulis The Metrosexual Guide to Style, pria tetap baik-baik saja dipeluk dengan pria.
"Bagaimanapun, bila pria tiba-tiba dipeluk pria. Jangan panik," katanya. "Ikuti saja, saling menepuk dengan cepat, lalu lepaskan."
Advertisement