Liputan6.com, Jakarta Adanya temuan buku balita berkonten Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan mengawasi buku-buku lain yang ditulis oleh sang penulis buku, Intan Noviana.
Baca Juga
Advertisement
Buku kontroversi yang menjadi perhatian publik berjudul “Balita Langsung Lancar Membaca” dengan metode BSB (Bermain Sambil belajar) dan diterbitkan Pustaka Widyatama. Konten yang diduga memuat LGBT terindikasi dari kalimat pada bagian buku bertuliskan:
“Opa bisa jadi waria”, “Fafa merasa dia wanita”, dan “Ada waria suka wanita".
Adanya kalimat tersebut membuat masyarakat resah. Untuk itu, KPAI juga akan mengawasi buku-buku yang ditulis Intan Noviana.
"Ini karena ketika KPAI melakukan penelusuran, ternyata Intan Noviana cukup produktif menulis buku anak-anak. Jumlah bukunya yang sudah diterbitkan juga banyak. Misalnya, Belajar Membaca Tanpa Mengeja (seri 1 dan seri 2), Sembilan Langkah Dalam 9 Hari Anak Balita Lancar Membaca dengan Metode Tanpa Mengeja, 1000 Anak Lancar Membaca Tanpa Dieja, dan lain-lain," tulis KPAI dalam rilis yang diterima Health-Liputan6.com, Jumat (29/12/2017).
Simak video menarik berikut ini:
Tegur para penerbit buku
Untuk menghindari kejadian soal buku bacaan anak-anak yang diduga mengandung LGBT, KPAI juga mendorong Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) untuk ikut menegur para penerbit yang menjadi anggota IKAPI saat buku terbitan terindikasi mengandung unsur kekerasan, pornografi, dan radikalisasi.
Selain itu, KPAI mendorong pemerintah untuk segera membentuk Badan Perbukuan Nasional. Hal ini bertujuan agar ada sistem kontrol buku yang beredar di Indonesia.
Demi memeroleh klarifikasi soal buku yang diduga mengandung konten LGBT, KPAI sudah melayangkan surat panggilan kepada penerbit buku, Pustaka Widyatama.
Ketika dihubungi lewat sambungan telepon oleh Health Liputan6.com, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menjawab, kemarin, Kamis, 28 Desember 2017, pihak penerbit buku belum memenuhi panggilan KPAI. Tidak ada konfirmasi yang jelas, mengapa pihak penerbit buku tidak hadir.
"Rencananya pemanggilan selanjutnya itu Januari 2018. Kalau minggu ini soalnya masih masa liburan," lanjut Retno.
Advertisement