Waspada, Bahaya Menahan Bersin

Belajar dari kasus pria 34 tahun yang menahan bersin, sebaiknya bebaskan saja bila ingin bersin.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Jan 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 06:30 WIB
Penyakit yang Ditularkan Melalui Batuk dan Bersin
Waspada menahan bersin

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang menahan bersin. Entah itu karena takut berisik atau mengganggu sebuah meeting. Namun, sebaiknya jangan menahan bersin karena bisa berdampak mengerikan seperti yang dialami pria 34 tahun ini.

Gara-gara menahan bersin, pria 34 tahun ini dibawa ke rumah sakit. Upayanya menahan bersin malah membuatnya sulit menelan dan tidak bisa bicara usai menyetop bersin dengan menahan hidung sambil menutup mulut.

Upaya yang dia lakukan untuk menahan bersin rupanya berimbas pada leher. Dia amat menderita dan lehernya bengkak seperti dituliskan dalam Jurnal BMJ Case Reports seperti mengutip Live Science pada Rabu (17/1/2018).

Ketika dokter memeriksa pria ini, ada suara berderak saat kedua sisi leher ditekan. Lalu, suara ini bisa melebar sampai ke tulang rusuk.

Gejala ini disebut sebagai krepitus, yakni sebuah kondisi ketika gelembung udara masuk ke lapisan jaringan di bawah kulit. Setelah diperiksa lewat CT-Scan, dokter melihat ada gelembung udara terjebak di bawah kulit pria itu.

Sebagian besar gelembung udara terperangkap di area leher. Pemindaian juga menunjukkan gelembung udara ada di antara paru-paru. Efek pria itu menahan bersih membuat bagian bawah laring menjadi robek. Padahal bagian ini terkoneksi ke esofagus.

"Menahan bersin dengan memblokir lubang hidung dan mulut merupakan manuver yang berbahaya dan harus dihindari," kata dokter yang memeriksanya.

 

 

Saksikan juga video menarik ini:

 

Dirawat seminggu di rumah sakit

Ilustrasi lorong rumah sakit
Ilustrasi lorong rumah sakit (iStock)

Selama dirawat di rumah sakit pria tersebut dikhawatirkan mengalami infeksi. Maka dia mengonsumsi antibiotik. Asupan makanan pun didapatkan dari tabung khusus.

Untungnya, setelah tujuh hari dirawat kondisi pria itu membaik. Dia sudah bisa mengonsumsi makanan lunak. Dia pun bisa dipulangkan ke rumah.

Sekitar dua bulan usai kejadian itu, kesehatannya terus membaik dan tidak ditemukan efek dari insiden itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya